Mohon tunggu...
Kris Wantoro Sumbayak
Kris Wantoro Sumbayak Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Merekam Aliran Keuangan, Emang Penting?

18 September 2020   12:35 Diperbarui: 20 September 2020   14:03 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkontrol. Ibarat roda kemudi yang berfungsi mengontrol direksi kapal di samudra lepas, mencatat laporan keuangan mengarahkan di rimba finansial.

Tanpa ada catatan, keuangan bakal kacau. Tanpa ada laporan pertanggung jawaban, saya bisa dituntut pihak kampus karena menggunakan uang tanpa nota sebagai bukti.

Dalam keuangan saya pribadi, catatan jadi kontrol diri yang lumayan ampuh. Berapa rupiah saya alokasikan untuk kebutuhan (pangan, mobilitas, komunikasi atau ketahanan hidup lainnya), berapa untuk hobi atau barang mewah yang tidak betulan saya butuhkan. Dengan begitu saya segera tobat jika dompet hanya dijejali nota dan sisa receh.

Memastikan neraca condong ke kiri. Seperti pengalaman saya tanggal 12 itu, dengan mencatat saya tahu arah neraca keuangan. Analoginya, lengan kiri adalah pemasukan, kanan pengeluaran. Condongnya neraca ke kiri berarti "sehat", lebih besar tiang daripada pasak. Sebaliknya, condong ke kanan artinya "sakit".

Bayangkan, tanpa catatan keuangan, kita buta. Tahu-tahu utang dan tagihan menumpuk karena tidak tahu nasib neraca kita.

Lebih bertanggung jawab. Bayangkan anda dipercaya seorang tuan tanah untuk mengelola kebun anggurnya, sedang dia ada urusan ke luar kota. Kelak jika tuan Kembali, dia akan meminta pertanggungjawaban dari anda.

Jika anda jujur, pujian dan upah jadi hak anda. Sebaliknya, jika culas, siap-siap rotan yang akan berbicara. Ujung-ujungnya balik jeruji menanti.

Demikian juga keuangan kita perlu dipertanggungjawabkan. Kepada Tuhan yang mempercayakan nafas hidup. Pada lembaga pemberi gaji. Bagi mereka yang pernah berjasa pada kita. Pada anggota keluarga yang harus dinafkahi, tentu saja.

Salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun