Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mendapat Pelayanan (Bahasa Kasih-4)

14 Juni 2020   13:47 Diperbarui: 14 Juni 2020   13:57 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi melakukan pelayanan kepada pasangan, foto: shmagelsbagels.com

Tapi kenapa Mark berhenti melakukannya setelah mereka menikah? Rupanya ada "warisan" dari keluarganya. Ayahnya bekerja, ibunya mengurus segala sesuatu di rumah. Ia tak pernah melihat ayahnya membersihkan lantai atau mencuci piring atau melakukan sesuatu pun di rumah. Mark pikir, begitulah seharusnya hidup berumah tangga.

Mark lupa satu hal. Mary merasa ia cintai saat menyelesaikan pekerjaan bersama-sama. Istrinya merasa tidak dicintai saat ia berhenti membantu melakukan pekerjaan rumah. Wajar melihat contoh dari orang tua dalam perkawinan. Namun sikapnya kepada Mary merupakan perubahan radikal dari masa-masa ia merebut hatinya. Satu-satunya hal yang meyakinkan Mary bahwa Mark mencintainya telah hilang.

Alasan Mark dan Mary (dan mungkin sebagian pasangan lain) tidak bahagia dalam perkawinan adalah karena mereka tidak menunjukkan cinta dengan saling melayani satu sama lain. Mary berhenti melakukan pelayanan pada suaminya karena ia benci kebiasaan Mark menuntut, seakan-akan ia ibunya. Itu karena,

Permohonan memberi arahan pada cinta,

tapi tuntutan menghentikan aliran cinta

Dr. Chapman mengeluarkan jurus, dua lembar kartu dari saku. Mark dan Mary perlu menulis daftar permohonan yang harus dilakukan pasangan yang akan membuat mereka disayangi. Setelah masing-masing selesai, Dr. Chapman membaca keras-keras daftar yang dituliskan pasangannya. Mereka sepakat bahwa jika pasangannya melakukan hal-hal itu, adalah pengungkapan cinta yang sungguh-sungguh pada diri mereka.

Jarang sekali ada pasangan memiliki bahasa kasih yang sama, seperti dialami Mark dan Mary. Tapi, kenapa mereka mengalami masalah demikian rumit? Jawabannya, mereka saling melayani, tapi bukan melakukan pelayanan yang paling utama.

Ada tiga kebenaran dapat dipelajari dari Mark dan Mary. 1) Apa yang kita lakukan satu sama lain sebelum menikah bukanlah petunjuk dari apa yang akan dilakukan setelah menikah. 2) Cinta merupakan pilihan dan tidak dapat dipaksakan. 3) [hanya bisa didengar kekasih yang telah matang] Orang cenderung mengecam pasangan mereka dengan nyaring justru mengenai hal-hal yang mereka sendiri paling butuhkan secara emosional.

Tabahkan hati Anda, kita masih akan belajar bahasa kasih nomor lima...

Dikutip dari buku Lima Bahasa Kasih, Gary Chapman

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun