Mohon tunggu...
Kraiswan
Kraiswan Mohon Tunggu... Guru - Pengamat dan komentator pendidikan, tertarik pada sosbud dan humaniora

dewantoro8id.wordpress.com • Fall seven times, raise up thousand times.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bermimpi bersama "Sang Pemimpi"

23 Mei 2020   16:34 Diperbarui: 23 Mei 2020   16:31 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul novel Sang Pemimpi | KRIS WANTORO

Seorang sahabat menaruh kasih setiap saat. Ikal mempertemukan Arai dengan mentor asmara, Bang Zaitun, usaha meluluhkan hati Nurmala. Arai menyiksa tubuhnya hingga kering kerempeng, tiba di kamar kos langsung rebah, tak peduli orang lain. Ternyata semua deritanya demi membawa Pangeran Raja Brana, kuda Australia milik capo (ketua preman pasar ikan) untuk dinaiki Jimbron. Jimbron sendiri membeli dua celengan kuda hitam dan putih, diisinya sampai penuh, kelak diserahkan pada Ikal dan Arai. "Jika kalian sampai ke Prancis, ... itu artinya aku juga pergi bersama kalian. Aku di Migai saja, mengurus kuda capo."

Baca juga: Si Genius Matematika, Guru Aini

Anak tangga mimpi menyeret Ikal dan Arai merantau ke Jakarta. Diantar  ayah, ibu, Jimbron, Pak Balia, Bu Muslimah, Pak Mustar dan segenap warga Belitong, mereka menumpang kapal barang dan hewan. Tanpa seorang pun kenalan, mereka tersesat di Bogor, harus melakoni bermacam profesi untuk menyambung hidup. Dari pegawai berdasi menjajakan panci dan perkakas dapur, di pabrik tali, kios fotokopi, dan puncaknya sebagai pegawai pos. Namun Arai gagal di tes kesehatan dan kembali ke tempat fotokopi.

Dua bersaudara ini harus berpisah saat Ikal mengikuti sebulan pelatihan kerja.  Sehelai surat tanda pamitan ditinggalkan Arai. Ia merantau ke Kalimantan.

Sambil bekerja Ikal diterima kuliah di Universita Indonesia. Saat itulah dia sering merindukan Arai, kawan seperjuangan menggapai mimpi. Hari-hari menuju kampus dinimkati Ikal dengan kebaikan kondektur yang mengizinkan makhluk susah sepertinya naik kereta, gratis. Ikal menyelesaikan kuliah tanpa sehari pun membolos.

Suatu hari ada pengumuman beasiswa Uni Eropa. Ikal mendaftar dan mengikuti tahap demi tahap seleksi. Di tahap akhir adalah wawancara. Dia tak yakin lolos karena kurang percaya diri, penampilannya kurang meyakinkan. Setelah meninggalkan ruangan wawancara, dari ruangan lain didengarnya suara familiar. Ternyata itulah Simpai Keramat, dia juga telah lulus kuliah di Kalimantan dan mendaftar program beasiswa yang sama.

Berbulan-bulan menunggu hasil pengumuman, kabar itu pun tiba. Ikal dan Arai diterima. Yang lebih mengerjutkan, takdir merengkuh mereka pada universitas yang sama. Akhirnya para pungguk buta bisa meraih rembulan. Sekolah ke Prancis!

Berapa pun lama waktu yang diperlukan, betapa panjang jalannya; mari bermimpi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun