5/
Sejarah Luka
Walau senja enggan tua namun pagi muda selalu beranjak bergegas. Kerut memeluk pelupuk di mata cermin kesintalan hanya sejarah sekejap. Yang sempat ranum berbuah membusung pada akhirnya dada-dada penuh susu akan ciut juga. Seperti bunga rekah yang pernah tumbuh di bibirnya kini meranggas, menguning lalu kering. Dan bulu matanya dulu adalah padang savana dimana para musafir menemukan oase di kedalaman mata. Yang mencatat segala cinta, peristiwa dan perjalanan dengan air mata.
Lalu apa yang hendak dipertahankan, jika cantik itu adalah sejarah luka yang menyerah kalah pada usia. Dan segala birahi kelak 'kan juga istirah di ranjang keranda.
Maret, 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H