Maret, 2015
3/
Sejarah Cinta
Cinta yang sering kita sebut sesungguhnya hanyalah pola sayat yang tertata apik. Pada mulanya adalah sebuah tikam yang menghunjam kata-kata. Lalu kita biarkan asa menganga luka bersimbah darah yang pada akhirnya cinta menggelepar-gelepar terkapar sekarat sedetik kemudian mati.
Dan cinta atas nama malu, atas nama keluarga, atas nama agama, atas nama adat, atas nama keakuan, atas nama kegilaan, dengan hiruk pikuk sepasrah hamba sahaya di duli tuan, memuja yang kita sebut cinta itu cinta dengan membabi buta demi mempersembahkan sebuah nirwana.
Maret, 2015
4/
Sejarah Pulang
Pagi aku pulang ke cermin setelah semalaman mematut diri di air mata bulan, mengenang rindu, merenung kenang, menambal retak masa lalu sambil mengukir angan di awan, melukis sepasang mata yang kering dengan sisa embun yang masih menempel di basah bibir.
Aku diterbangkan sayap-sayap angin yang ingin meminang sepiku, laraku, menjadi kekasih yang dicemburui para bidadari. Namun aku lebih mencintai cermin karena dalam cermin selalu ada pagi tempatku berpulang di sisi puisi.
Maret, 2015