Drama politik capres dan cawapres emang gak ada abisnya dan selalu menarik untuk diikuti. Dinamika pemilihan pasangan cawapres kemarin sempet ngehits banget, bahkan pemberitaannya ngalahin kisah selebriti kayanya hehe.Â
Setelah melalui banyak lika liku perpolitikan pada tanggal 9 dan 10 Agustus kemarin muncullah dua pasangan yang akan bersanding di tahun 2019 nanti.Â
Ada pasangan Pak Jokowi dengan salah satu ulama ternama KH. Ma'ruf Amin, serta Pak Prabowo dengan abang ganteng Sandiaga Uno. Wah, sepertinya menimbulkan efek kaget-kaget gimana gitu ya ke masyarakat.Â
Karena menariknya, dua nama cawapres ini sebelumnya tidak pernah ada di bayang-bayang publik. Tiba-tiba, eh muncul aja nih. Mungkin Pak Jokowi dan Pak Prabowo mau bikin kejutan buat masyarakat Indonesia nih hehe. Bisa aja bapak-bapak, saya kaget beneran loh hehe.
Banyak kemudian yang bertanya, kemana AHY?Â
 Agus Harimurti Yudhoyono, terkenal sejak kegagahannya yang berani bersanding di Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Sejak kekalahannya di tahun lalu, nama AHY justru semakin digaungkan di media dan telinga masyarakat. Menjelang pendaftaran capres dan cawapres elektabilitas AHY ini pun semakin melambung. Bahkan beliau ngalahin banyak politisi lainnya loh.Â
Menurut survey Roda Tiga Konsultan (RTK), pada periode 23 Juli -- 1 Agustus 2018, elektabilitas AHY ada di angka 9,8%, Ma'ruf Amin pada angka 0,4% sedangkan Sandiaga Uno tidak ada dalam daftar tersebut.Â
Wajar saja, masyarakat bertanya di mana kehadiran AHY, kenapa kedua nama yang jarang disebutkan malah yang menjadi cawapres. Benar-benar ending yang sangat plot twist, kalau di film mungkin udah bisa dapet rating bagus dari rotten tomatoes hehe
AHY sendiri tidak pernah mendeklarasikan dirinya loh gaes, gak kaya beberapa politisi lain yang terang-terangan mendeklarasikan diri mereka sebagai calon wakil presiden.Â
Hem kepercayaan diri memang harus terus dibangun yah gengshehe. Walaupun AHY juga tidak pernah mengiyakan perihal hal ini, publik seperti memiliki harapan kalau AHY masuk kedalam bursa capres dan cawapres.
Hal ini terbukti dari serangkaian dukungan yang diberikan langsung untuk AHY dari para relawan. Dimulai dari munculnya billboard Agus HarimurtiÂ
Yudhoyono di berbagai daerah di Indonesia. Katanya billboard ini merupakan sumbangan dari beberapa wakil rakyat daerah maupun simpatisan. Ada yang udah pernah liat billboardnya AHY? Ada yang bertuliskan kata SIAP, memberi hormat atau sambil melangkah.Â
Desainnya sangat simple dan minimalis, sepertinya memang menyasar anak muda banget nih, sukanya yang simple tapi tetap kekinian. Gak perlu banyak kata-kata cukup satu kalimat yang bisa merepresentasi sosok AHY. Wuih, keren kan? Ala-ala anak muda banget deh.
Nah, gak lama adalagi dukungan dari para relawan AHY, mereka menamakan diri dengan sebutan Cakra AHY. Para relawan mulai mendeklarasikan Cakra AHY di berbagai daerah, mulai dari Aceh hingga Papua Barat. Deklarasi relawan ini menarik karena sama sekali tidak menggunakan embel-embel partai. Gerakan ini murni dari para relawan yang menginginkan AHY maju ke bursa capres cawapres. Pesertanya juga dari kalangan anak muda, merepresentasi generasi muda yang menjadi fokus perhatian AHY selama ini.
Terakhir, media massa ramai memberitakan soal Orasi AHY di Djakarta Theater pada 3 Agustus 2018 lalu. Orasi ini dihadiri oleh lebih dari 1000 anak muda yang pada penasaran dengan acara ini. Soalnya acara ini memang sengaja dikemas dengan sangat menarik dan millennial banget.Â
Di mulai dari penampilan band lokal serta dilanjut juga stand up comedy, baru deh dimulai orasinya. Isi dari orasinya juga sama sekali gak bawa-bawa unsur politik, AHY disini benar-benar ingin memberikan motivasi bagi anak muda Indonesia untuk terus bersemangat dalam membangun negara Indonesia. Tata panggung juga didekor dengan sangat kekinian biar bisa pas dengan anak muda.
Sudah memiliki elektabilitas tinggi, mendapat banyak dukungan dari masyarakat, kenapa ya masih tidak bisa membuat AHY masuk kedalam bursa capres dan cawapres? Cuitan Andi Arief Sekjen Partai Demokrat ini mungkin patut untuk kita simak.
"Soal mahar Rp 500 miliar masing-masing pada PAN dan PKS itu yang membuat malam itu saya mentuit jendral kardus. Besar harapan saya dan partai Demokrat, Prabowo memilih Cawapres lain agar niat baik tidak rusak," tulis @AndiArief__.
Cawapres Sandiaga Uno belakangan menjelaskan soal uang ini.
"Tidak benar mahar. Karena semuanya harus sesuai undang-undang. Sekarang itu kita kan harus pastikan tidak boleh ada lagi hengki pengki dalam politik. Masyarakat marah kalau ada hengki pengki (sikut-menyikut)," katanya ketika ditemui di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Minggu (12/8).
Sandi menerangkan, uang tersebut adalah biaya kampanye.
"Terbuka saja, saya bilang ini ada biayanya. Bagaimana penyediaannya, saya bersedia untuk menyediakan sebagian dari biaya kampanye dan ada bantuan kepada tim pemenangan dan juga bantuan kepada partai pengusung. Itu yang menjadi komitmen kita," paparnya, sebagaimana diberitakan idntimes.com (12 Agt 2018)
Nah, kalau kata pengamat politik nih, capres dan cawapres bukan urusan elektabilitas tetapi penilaian subyektif dari pemimpin partai politik. Penilaian subyektif maksudnya adalah pertimbangan politik partai dan salah satunya pertimbangan keuangan, suka atau tidak suka, atau mungkin campuran semuanya. Duh ternyata, semuanya bawa-bawa perasaan yah. Sama kaya perasaan ku ke dia eh hehe.
Meski AHY tidak masuk ke dalam bursa, AHY tetap memiliki sikap yang jantan dan memegang teguh komitmennya. Beliau tetap mendukung tim Prabowo-Sandi apapun yang terjadi. Berikut adalah kutipannya saat AHY memberikan pernyataan.
"Sebagai kader inti partai Demokrat, saya memberikan dukungan penuh demi kesuksesan dan demi kemenangan calon Prabowo-Sandi ini dalam kontestasi pemilihan presiden 2019 mendatang."
Gentlement banget yah gengs! Benar-benar memiliki jiwa ksatria. Yuk sebagai anak muda, mari kita sama-sama membangun negara dan bangsa Indonesia. AHY adalah cerminan anak muda yang tidak pantang menyerah dan selalu bersemangat walau rintangan terus menghampiri.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H