Mohon tunggu...
Wawan Kuswandoro
Wawan Kuswandoro Mohon Tunggu... -

Pegiat Diskusi Publik "Wacana Kita", Peminat Politik Lokal, Rekayasa Politik & Human Factors

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Setelah Anak Perawannya Meninggal Dalam Insiden Tabrak Lari...

2 Oktober 2017   08:29 Diperbarui: 2 Oktober 2017   20:13 503
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengenalkan dan Mengekalkan Kehilangan | dok.pribadi

Ketika rasa kehilangan telah terkekalkan, dengan apapun metode untuk meraihnya dan tak harus berupa kehilangan yang sesungguhnya, di situlah dataran baru kesadaran dan tindakan, muncul sebagai manusia baru. Dan di setiap lini peristiwa, kita jalani sambil berbagi kisah dan kasih antar sesama, agar kasih terjelma antar jalma manusa. Inilah kehidupan.

Karya Lintang Fajarauna Sophia Perennis, Sang Puteri Yang Mengajarkan Makna Kehilangan, dan disunting oleh Wasis Sasmito, sahabat saya yang mengalami kehilangan dan rupanya kini telah berdamai dengan rasa-kehilangannya itu.

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga buku yang telah terbit ini dapat merupakan sedekah jariyah bagi penulisnya, adik Lintang Fajarauna Sophia Perennis (almarhumah). Semoga engkau damai di sana, bermain di taman burung milik-Nya.

Saya, mengulas kembali kisah ini sembari menyuguhkan buku Lintang berjudul "Mengenalkan dan Mengekalkan Kehilangan" ini, yang barangkali ada manfaatnya bagi rekan-rekan, bahwa mengelola hati untuk derajat kepasrahan, keberserahan dan pemerimaan, membutuhkan energi yang cukup melelahkan untuk dapat mencapai tangga kesadaran yang lebih tinggi. Untuk dapat memahami sebuah desain hidup dan kehidupan, yang mana kita berada di dalamnya sebagai salah satu keping mozaik.

Namun semua energi besar berikut kelelahan itu... dapat teratasi, dengan getaran cinta yang tulus... Yes, LOVE IS THE GREATEST EMOTION. Ia mampu menciptakan apa saja, mengubah apa saja.***

Salam,

WK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun