Mohon tunggu...
wan istighfar
wan istighfar Mohon Tunggu... -

C a l o n s a r j a n a SK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membaca Presiden Republik Indonesia ke-7

28 April 2014   17:22 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Atas ijin Allah SWT, zaman kalabendu hilang (kisah ini terdapat pada pupuh 257  tembang 28 s/d 44) , berganti dimana tanah jawa/Indonesia menjadi makmur, hilang kutukan bumi dan angkara murkapun mereda.

Pemimpin yang membawa kepada kemakmuran dan kemajuan jaman ini adalah pemimpin yang bergelar Sultan Eru Cakra (Pemimpin yang memiliki wahyu), mempunyai sifat adil dan tak tertarik harta benda.

Disebutkan lagi bahwa, kedatangan pemimpin baru tidak terduga, seperti muncul secara gaib, yang mempunyai sifat-sifat utama (sifat yg dimiliki oleh 7 satria),  tidak mengandalkan bala bantuan manusia, hanya sirullah prajuritnya (pasukan Allah) dan senjatanya semata mata adalah dzikir , musuh semua bisa dikalahkan.

Semua musuhnya dimusnahkan oleh pemimpin demi kesejahteraan negara, dan kemakmuran semuanya, hidupnya sederhana, tidak mau melebihi, penghasilan yang diterima.

Pajak orang kecil sangat rendah nilainya, orang kecil hidup tenteram, murah sandan dan pangan.

Tidak ada penjahat, semuanya sudah bertobat, takut dengan kewibawaan sang pemimpin yang sangat adil dan bijaksana.

Ciri beliau adalah:


  • Datangnya tanpa sarana apa-apa,  tidak pernah menonjol sebelumnya, pada saat masih muda, banyak mengalami halangan dalam hidupnya,  yang oleh izin ALLAH SWT, akan menjadi pemimpin yang berbudi luhur. Siapakah dia?


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kilas balik "singkat" sejarah masa muda Kandidat Capres Republik Indonesia sekarang.

Jokowi:

Masa kecil Jokowi bukanlah orang yang berkecukupan, bukanlah orang kaya. Ia anak tukang kayu, nama bapaknya Noto Mihardjo, hidupnya amat prihatin, dia besar dibantaran sekitar sungai. Ia tau bagaimana menjadi orang miskin dalam artian sebenarnya. Bapaknya penjual kayu dipinggir jalan. Ia sering ke pasar, pasar tradisional dan berdagang apa saja diwaktu kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun