Mohon tunggu...
Rmr Wangsa
Rmr Wangsa Mohon Tunggu... Karyawan -

Ia sekata

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hanya Butuh 1 Detik untuk Menularkan Fobia

26 November 2016   10:24 Diperbarui: 27 November 2016   19:49 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Shutterstock

Cukup dengan 1 kali melihat gambar tersebut dan hanya 1 detik, pembaca dapat mengalami gejala fobia bahkan dapat mengalami trauma yang berat yang tidak bisa disembuhkan hanya dalam waktu yang singkat. Jika pembaca mengalami trauma yang berat, pengobatan yang dilakukan tidak akan mampu dengan cara pemberian solusi penyembuhan melalui medsos kembali. Lalu, apakah pemberi informasi tersebut dapat bertanggung jawab terhadap apa yang diinformasikannya? Menurut saya, tidak.

Ini dapat dikatakan informasi yang dapat merusak kejiwaan seseorang. Perilaku sosial seperti di atas menggambarkan perilaku sosial yang tidak terdidik. Pengguna sosial yang memberikan informasi seputar fobia dengan cara memasang gambar yang aneh yang dapat mengganggu kejiwaan seseorang, dapat saya nyatakan bahwa pengguna sosial tersebut telah lalai dalam memberikan informasi dan menyalahi aturan moral masyarakat sosial.

Tidak hanya di kalangan masyarakat yang dapat menjadi sumber penularan fobia. Perusahaan-perusahaan atau instansi-instansi dapat menjadi sumber penularan fobia. Contoh nyata, gambar yang tertera pada bungkus rokok. Gambar yang ada pada bungkus rokok digunakan sebagai peringatan akibat bahaya merokok yang ditujukan kepada konsumennya. Alih-alih memberi peringatan, dapat berdampak buruk terhadap masyarakat yang melihat peringatan tersebut meski masyarakat tersebut bukan merupakan konsumen.

Perokok tidak jera terhadap gambar tersebut. Untuk menghentikan perokok atau setidaknya mengurangi perokok, menurut saya hanya dari masalah harga. Isu yang beredar beberapa bulan lalu mengenai lonjakkan harga rokok, membuat masyarakat resah dan waspada untuk mengkonsumsi rokok. Ini dapat dijadikan studi kasus untuk menilai kembali masalah pengurangan konsumen rokok memakai gambar yang dapat menularkan fobia.

Saya sendiri belum melihat ada kasus akibat gambar aneh-aneh tersebut yang berdampak parah, akan tetapi beberapa tahun yang lalu ketika pertama kali saya melihat gambar pada bungkus rokok dan gambar yang ada pada blog-blog yang saya temukan dengan mesin pencari situs, saya merasa takut. Saat itu, untuk pertama kalinya saya menyadari bahwa saya juga memiliki ketakutan akan gambar-gambar yang aneh. Menurut saya, ketakutan tersebut yang disebut gejala fobia. Saya bersyukur karena dalam waktu kurang dari 1 bulan, saya sendiri dapat mengurangi rasa takut dengan cara menjauhi gambar-gambar aneh yang bisa menyebabkan saya merinding.

Pesan-pesan

Saya seorang penderita fobia dari beberapa jenis penyakit fobia. Melalui tulisan ini, saya tidak bermaksud untuk menularkan fobia. Tulisan ini hanya semata-mata untuk membuka wawasan kepada khalayak ramai agar tidak ada lagi hal-hal yang dapat mengganggu kejiwaan seseorang secara sengaja maupun tidak sengaja dengan tujuan yang baik maupun yang tidak baik, yang dapat menularkan penyakit fobia. Saya akan sangat senang jika tidak ada lagi informasi-informasi yang dapat menyebabkan fobia.

Bukankah kita akan menjadi lebih baik jika kita menjadi pribadi yang tangguh, tidak kenal rasa takut dan tidak mempunyai kecemasan? Bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati? Ada satu jenis fobia yang menurut saya baik untuk ditularkan kepada bangsa yang hebat ini, meski untuk menularkan penyakit ini membutuhkan waktu dan proses yang tidak mudah serta tidak sebentar yaitu takut akan dosa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun