"Iya aku dari rumah teman, tadinya mau langsung pulang tapi malah jadi kesini."
"Terus?"
"Ya aku mau tidur disini."
"Terus nanti sewaktu kita bangun Mama udah ada di depan pintu kamarku?"
Ia terdiam lagi.
"Tidak mungkin, Mama taunya aku tidur di rumah temanku."
Ia tahu dengan mengatakan itu berarti ia membiarkanku mengetahui satu hal lagi yang ia tutupi.
"Berarti kamu emang ngga niat pulang dari awal?"
"Iya. Dan kamu pasti sudah tau dari pertama tadi aku datang kesini."
"Memang."
Aku merangkulnya dan membiarkan ia menyenderkan kepalanya di pundakku. Sekarang aku tak takut lagi, pagi boleh datang kapan saja. Aku sudah memiliki semuanya.