Pulau ini menjadi magnet bagi para pancinta kelautan karena keindahan alam dan keanekaragamanan biota laut yang dimilikinya. Untuk yang tidak mahir berenang, tidak usah khawatir karena biasanya tur agen sudah mengatur disediakannya pelampung yang akan membuat kita lebih aman dalam menikmati indahnya taman laut yang banyak tersebar di kepulauan sehingga menjadi pengalaman yang sangat sulit untuk dilupakan.
Adapun spesies Ubur-ubur yang hidup di danau ini adalah species yang berbeda dimana mereka telah kehilangan system pertahanan alamiah mereka dikarenakan kurangnya predator utama yang bertubuh besar di danau berair payau hangat ini. Sangat aman berenang diantara mereka karena jenis ini tidak menyengat sebagimana Ubur-ubur biasa. Photo taken by : Beni Irawan
Pulau Maratua menjadi pulau terakhir di perjalanan di hari itu. Nama Maratua menurut beberapa penduduk setempat berasal dari kata “mertua”. Entahlah. Yang pasti, salah satu keunikan Maratua adalah reef garden yang tidak jauh dari pesisir pantai, dimana terumbu karangnya terlihat bertebaran di sekitar pantai. Cukup berjalan saja, kita bisa menyaksikan terumbu karang itu dengan mata telanjang. Dengan menggunakan alat snorkling, kita bisa menjumpai Mollusca – hewan lunak dengan maupun tanpa cangkang seperti kerang-kerangan, Crustacea – hewan laut berbuku-buku seperti Udang, Kepiting dan lainnya serta mahluk laut lain yang membuat kita berdecak kagum. Nampak pohon kelapa tumbuh tinggi menjulang yang berderet rapi di sepanjang pantainya yang berpasir putih. Pantai yang sedang surut saat itu menampakkan pasir dengan pola gelompang yang rapi dan cantik, menutup perjalanan kami di akhir sore yang romantis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H