Apa yang terlintas di benak kamu ketika mendengar kata Tolitoli?
Dukun menculik dan sekap perempuan selama 15 tahun?
Atau, perkelahian bupati dan wakil bupatinya?
Kamu tidak salah jika itu yang muncul dibenak mu. Memang kabupten yang berada di Provinsi sulawesi tengah ini beberapa waktu lalu sempat viral karena penculikan yang dilakukan seorang dukun dan juga perkelahian bupati dan wakil bupatinya.
Namun, dibalik dua peristiwa buruk diatas, Kabupaten Tolitoli menyimpan hal unik dan menarik yang mungkin saja tidak bisa kamu dijumpai di tempat lain.
1. Surga hewan endemik
Tanjung Matop, tempat habitat burung maleo. Burung khas endemik sulawesi yang besar telurnya 6 kali telur ayam kampung banyak dijumpai disini.
Tanjung Matop terletak di Desa Pinjan,  sekitar 95 kilo meter ke arah utara pusat Kota Tolitoli. Jika tertarik pada hewan endemik ini, sebaiknya datang pada bulan April. Karena April adalah waktu burung  ini betelur.
Tidak hanya maleo, hewan endemik dan langka seperti penyu sisik hijau, kera hantu, burung enggang, kepiting kenari dan ikan napoleon juga banyak dijumpai di kawasan hutan lindung ini.
 2. Terdapat banyak spot wisata
Dilansir dari buku Profil Pariwisata Kabupaten Tolitoli setidaknya ada 75 spot wisata yang bisa kamu kunjungi di daerah yang biasa disebut kota cengkeh ini. Namun, yang paling terkenal, mudah dijangkau dan memiliki fasilitas memadai adalah Taman Wisata Sabang Tende.
Di taman wisata pantai ini kamu akan dimanjakan dengan hamparan  pasir putih dan air laut sebening kristal untuk diselami. Alam bawah laut Sabang Tende tidak kalah dengan Bunaken. Kamu bisa menikmati warna-warni terumbu karang sesuka hati, bereang dengan puluhan jenis ikan. Dan jika beruntung, kamu bisa berjumpa dengan Dugong dan merumput bersama dibawah sejuknya laut Tolitoli.
3. Suku bangsa Tolitoli berasal dari khayangan
Suku Tolitoli diyakini berasal dari tiga manusia khayangan yang menjelma kebumi. Ketiganya yakni Tamadika Baolan, Tamadika Dei Galang dan seorang putri bernama Boki Bulan.
Nama Tolitoli juga berasal dari legenda tiga manusia kayangan ini yakni Totolu yang berarti tiga. Kemudian, Totolu berubah berubah menjadi Tontoli. Tahun 1918 berubah menjadi Tolitoli seperti dalam penulisan Korte Verklaring yang ditandatangani Raja Mohammad Ali dan pemerintah Hindia Belanda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H