Perkembangannya kemudian, musik garda depan berkembang dalam banyak varian dan mempengaruhi musik2 mapan dan populer. Maka muncullah musik jazz garda-depan yang mengedepankan improvisasi bebas, dipelopori oleh Ornette Coleman di tahun 1960-an, suatu terobosan dalam jazz yang kemudian lebih banyak berkembang di Eropa daripada di Amerika sebagai negeri asal jazz itu sendiri. Demikian pula Frank Zappa dengan grupnya Mother of Invention menghadirkan suatu perpaduan antara musik garda depan dengan rock progresif dan jazz (fusion) melahirkan sub genre avant-prog.Â
Ada perbedaan Zappa dengan kebanyakan musisi progresif lainnya, yaitu musiknya tidak hanya memamerkan skill atau kerumitan semata, namun juga berfungsi sebagai bentuk parodi. Musisi lainnya seperti John Zorn bahkan melakukan petualangan musikal dengan menggarap berbagai repertoar musik di wilayah free jazz, avant-garde metal, musik latar (soundtrack) film, hingga ‘klezmer’ yaitu sejenis musik tradisional (folk) bangsa Yahudi. Ia juga dikenal sebagai salah satu musisi garda-depan yang sangat produktif sejak awal karirnya di tahun 1980-an hingga sekarang bersama grupnya Naked City maupun Masada Elektrik & Akustik Trio.  Â
Demikianlah sekelumit pandangan saya tentang musik non mainstream yang meski terlihat asing buat khalayak umum, tapi tetap memiliki daya tarik tersendiri yang seringkali memiliki efek yg lebih adiktif alias membuat ketagihan bagi yang benar2 sudah masuk di dalam wilayah ini. Terbukti bahwa berbagai pusat perbelanjaan musik kelas tinggi seperto Blok M Square di Jakarta atau kawasan Beringharjo di Yogyakarta tidak pernah sepi dari pengunjung dan kolektor. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H