Mohon tunggu...
Wanda Fauziah Rachmawati
Wanda Fauziah Rachmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang

keep going~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Rasa Takut dan Penjelasannya Menurut Islam

20 Mei 2021   16:11 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:08 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di dalam kehidupan yang kita jalani pastilah ada saat-saat dimana kita merasa takut. Perasaan takut yang kita alami ini sangat wajar terjadi. Rasa takut yang kita miliki tersebut termasuk salah satu dari perasaan yang diturunkan oleh nenek moyang. Perasaan ini dapat membantu kita untuk bertahan hidup, tetapi juga dapat membuat kita berada dalam keadaan yang tidak sehat jika perasaan takut yang dimiliki terlalu berlebihan dan justru mengontrol pikiran kita.

Saat merasakan rasa takut tersebut kita berada dalam challenging situation, situasi sulit yang sedang kita alami. Dalam situasi sulit tersebut biasanya respon seseorang akan fight or flight. 

Dua respon tersebut yang sering ditunjukkan seseorang saat dirinya merasa takut. Ketika memilih untuk menghadapi apa yang ditakutinya atau rasa takutnya disebut fight. Sedangkan flight, itu berarti seseorang tersebut justru lari dari sumber ketakutannya.

Ketika kita berpapasan dengan anjing saat berjalan-jalan, apa yang akan dilakukan? Kebanyakan orang akan lari sekencang-kencangnya. Beberapa mungkin akan tetap berjalan meski ia takut.

Situasi-situasi yang dapat memicu rasa takut tersebut dapat terjadi karena kita memiliki pengetahuan atau pengalaman terhadap suatu hal seperti takut kepada anjing karena pernah dikejar, takut kepada dosen karena pernah dimarahi, takut pada singa dikarenakan pernah ada kejadian singa memakan manusia, dan hal-hal lain.

Selain itu, masa depan yang tidak menentu, pemikiran kita tentang suatu hal, serta adanya ancaman nyata yang sedang dihadapi dapat menjadi sumber rasa takut.

Bagaimana rasa takut diproduksi dan seperti apa reaksi di dalam tubuh kita?

Stimulus yang diterima oleh sistem sensori seperti mata, mulut, hidung, telinga, ataupun kulit dilanjutkan oleh saraf-saraf menuju ke otak untuk dipersepsikan. Selanjutnya, menurut Healthline.com, respon fight-flight saat kita takut muncul karena amygdala, bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengolah emosi mengirimkan sinyal ke bagian lain di otak yaitu hipotalamus yang kemudian menstimulasi sistem saraf otomatis, lebih spesifik pada sistem saraf simpatetik, yang ada di tubuh.

Ketika sistem saraf tersebut terstimulasi, tubuh kita akan mengeluarkan hormon-hormon stress, hormon adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon tersebut tentunya dapat mempengaruhi organ tubuh yang lain seperti adanya peningkatan denyut jantung, kulit akan mengeluarkan banyak keringat, mempengaruhi paru-paru karena pernapasan kita bertambah cepat, tangan dan kaki dapat terasa dingin, telinga kita menjadi lebih sensitif, serta pupil mata kita membesar menyebabkan kita dapat melihat lebih jelas.

Pada penemuan terbaru selain fight-flight, para peneliti menambahkan respon freeze. Respon diam tidak bergerak saat bertemu dengan sesuatu yang kita takuti, inilah yang disebut dengan freeze. Seperti yang dicontohkan diatas saat bertemu dengan anjing, kita tidak lari ataupun terus berjalan, melainkan diam di tempat.

Sebenarnya keadaan freeze tersebut sangat lumrah. Reaksi freeze yang dilakukan manusia mirip dengan reaksi freeze atau "pura-pura mati" yang dilakukan hewan, berharap agar predator mengira apa yang diincarnya itu mati.

Namun, saat keadaan freeze tersebut kita juga cenderung untuk memikirkan strategi selanjutnya agar dapat keluar dari situasi yang ditakutkan itu.

Rasa takut yang kita miliki ini juga berhubungan dengan trauma dan anxiety. Kedua hal tersebut tentunya akan menimbulkan kecemasan yang membuat seseorang merasakan perasaan gelisah, tidak tenang, dan tidak nyaman.

Para peneliti mengenai anxiety dan rasa takut, mereka ada yang mengatakan bahwa kedua hal itu sama. Sedangkan, beberapa yang lain mengatakan bahwa anxiety dan rasa takut merupakan hal yang berbeda.

Pandangan Islam mengenai rasa takut

Allah menganugerahi ciptaannya dengan rasa takut tentu akan bermanfaat di kehidupan setiap makhluknya. Allah tidak hanya menganugerahi rasa takut kepada manusia tetapi juga hewan. Seperti yang disebutkan di awal, bahwa rasa takut ini akan membantu kita dalam bertahan hidup.

Dalam Al-Qur,an rasa takut dijelaskan dengan beberapa kata yaitu khasyyah, khauf, rahbah, dan wajal. "Tingkatan yang paling tinggi dari keempat kata tersebut adalah khasyyah dikarenakan makna dari kata ini adalah rasa takut kepada Allah yang dapat meningkatkan ibadah, menjauhi segala larangan dan perintah yang sudah ditetapkan oleh Allah. Orang yang mempunyai khasyatullah ini hanyalah ulama" (Zulfikar: 146, 2019), Hal ini, terdapat di dalam surah Al-Fatir ayat 28.

"Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa, dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS Al-Fatir: 28)

Sedangkan khauf bermakna takut kepada hal-hal di masa yang akan datang, perasaan takut muncul karena ada hal yang tidak disukai hadir dan apa yang kita senangi pergi.

Rahbah dimana secara alamiah perasaan takut kita muncul sehingga membuat perasaan tersebut tidak hanya ditujukan ke Allah, tetapi juga selain-Nya.

Kemudian, wajal yang berarti "kebingungan hati karena ingat atau melihat sesuatu yang mempunyai kekuasaan dan hukumnya sangat ditakuti dan membuat hatinya bergetar ketika nama Allah disebut serta terbayang akan dosa-dosanya sehingga ia termotivasi untuk bertaubat" (Zulfikar:147, 2019).

Cara agar perasaan takut yang dimiliki tidak berlebihan

Perasaan takut yang dimiliki jika terlalu berlebihan akan menimbulkan keadaan yang neurotik sehingga ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk mencegahnya.

Menurut Verywellmind.com strategi yang dapat kita lakukan untuk menghadapi perasaan takut agar tidak berlebihan yaitu:

  • Mendapatkan dukungan sosial
  • Mempraktekkan mindfulness atau menjaga pikiran agar tetap positif
  • Menggunakan teknik manajemen stress seperti bernapas dalam-dalam, menggunakan teknik Progressive Muscle Relaxation (PMR), dan teknik visualisasi
  • menjaga pola hidup yang sehat

Di samping itu, dalam Islam untuk menghadapi rasa takut yang kita miliki adalah dengan:

  • Mengingat Allah dimanapun dan kapanpun
  • Yakin jika Allah pasti akan menolong kita
  • Berusaha meningkatkan kualitas iman dan ibadah
  • Selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan

Ketakutan merupakan hal yang sangat wajar, tapi tidak wajar jika kita terlalu berfokus pada rasa takut tersebut karena di dalam hidup, pastilah ada yang lebih penting dari hanya sekedar memikirkan rasa takut yang ada.

Jika dirasa perasaan takut yang kita miliki berdampak besar pada kehidupan seperti membuat kehidupan kita tidak tenang, sering panik, kesehatan kita juga menjadi terganggu, maka sangat disarankan untuk menghubungi psikolog atau psikiater agar permasalahan anda dapat ditangani dengan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun