Mohon tunggu...
Wanda Agriani
Wanda Agriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa jurusan manajemen, Universitas Siliwangi

Memiliki ketertarikan dalam berbagai bidang, membuat saya mencoba mengeksplor banyak hal, salah satunya menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20 2022, Momentum Indonesia untuk Mengambil Peran Besar di Kancah Internasional

31 Juli 2022   13:11 Diperbarui: 31 Juli 2022   13:14 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adanya Presidensi G20, tak hanya berdampak besar bagi dunia tetapi bagi Indonesia juga. Seperti yang dilansir dari Bank Indonesia, disebutkan beberapa manfaat diantaranya:

  • Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis;
  • Bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya;
  • Momentum presidensi ini hanya terjadi satu kali setiap generasi dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional;
  • Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia;
  • Menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpin Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20;
  • Membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan (showcasing) berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri;
  • Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Menjadi anggota sekaligus tuan rumah perhelatan Presidensi G20 adalah sebuah penghormatan besar dan kesempatan langka. Dengan perhelatan ini, Indonesia bisa memulai untuk mengambil peran besar dalam perundingan kerja sama internasional. 

Peran inilah yang menjadikan peluang untuk bisa memasukkan nilai-nilai, norma, dan kearifan lokal atau budaya yang ditanamkan bangsa Indonesia dalam memecahkan persoalan dunia. Oleh karenanya, hal tersebut mampu membuktikkan keeksistensian dan kepantasan Indonesia sebagai panutan bagi negara-negara G20 lainnya.

Ditambah lagi, Indonesia menjadi salah satu negara ASEAN yang bergabung dalam forum G20. Hal inilah yang menorehkan catatan historis dan monumental bagi Indonesia karena menjadi perwakilan negara-negara ASEAN. Politik luar negeri bebas aktif sebagai modal utama yang memandu langkah awal Indonesia dalam berhubungan antar bangsa dan pengakuan atas peranannya di dunia. 

Di tengah kemelut global ini, Indonesia mengambil alih estafet kepemimpinan G20 untuk pertama kalinya. Sebagai pemegang Presidensi G20, Indonesia harus memanfaatkan peluang ini untuk mendapatkan kredibiltas atau kepercayaan masyarakat internasional dalam memimpin pemulihan global.

Di sisi lain, kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah delegasi akan pincang tanpa adanya peran Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Bank Indonesia (BI) mendorong pemulihan ekonomi terutama dalam perumusan kebijakan makro-finansial sehingga peran BI mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. 

Selain itu, BI juga mendorong diskusi untuk membantu berbagai sektor yang paling terdampak oleh pandemi melalui penguatan efisiensi dan produktivitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Diskusi tersebut mencakup bagaimana negara G20 mengatasi scarring effect (efek berkelanjutan) pada sektor keuangan.

Dalam mewujudkan Recover Stronger, Bank Indonesia memandang beberapa terobosan yang dirumuskan ke dalam enam agenda, yakni Exit Strategy to Support Recovery, Addresing Scarring Effect to Secure Future Growth, Payment System in Digital Era, Sustainable Finance, Digital Finance Inclusion, dan International Taxation. Keenam agenda ini perlu untuk dikedepankan sehingga mendorong untuk meningkatkan produktivitas dan lebih efisien.

Sebagai bagian dari Presidensi G20, Bank Indonesia berupaya mendorong pembahasan agenda prioritas yang penting bagi kepentingan nasional dan relevan dengan kepentingan berbagai negara berkembang. Sehingga, kepemimpinan Indonesia tidak hanya berbicara mengenai Indonesia saja, tetapi juga relevan dengan negara-negara berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun