Bukan cuma consignee yang usil, ada juga consignor bisa jadi nggak mau nanggung kerusakan barang.Â
Mau produknya laku atau enggak, biaya perawatan dalam masa penjualan konsinyasi ditanggung penjual.
Pemilik produk nuntut, bahkan maksa, agar penjual kasih display produk di posisi terbaik.
Potensi terlibat konflik antar consignor, apalagi kalo produk yang dijual sama.
Dengan segala manfaat dan kelemahan konsinyasi tadi, ini beberapa tips yang udah 99% Usahaku susun biar kerjasama konsinyasi lancar dan sukses cemerlang, yaitu:
Sebelum memilih mitra, cari tahu lebih mendalam track record atau jejak bisnisnya. Hal ini penting buat ngurangin permasalahan saat kerjasama sudah berjalan.
Saat menyusun syarat perjanjian konsinyasi, cek sedetail mungkin, agar hak consignee dan consignor sama-sama terlindungi.Â
Saat memilih mitra, baik memilih consignee maupun consignor, pastiin sama-sama punya kecocokan karakter produk dan pasarnya.
Pastiin juga soal pengaturan display produk masuk dalam kesepakatan, karena display produk ini sangat penting agar produk bisa dilihat pembeli.
Kerjasama konsinyasi sangat menarik buat penjual maupun pemilik produk, dan bisa jadi win-win solution buat keduanya. Nah, setelah nyimak penjelasannya di atas, semoga kamu jadi lebih cermat dan hati-hati kalau pingin jalanin sistem bisnis ini. Dan pastinya, 99% Usahaku bakal dukung terus usahamu. Selamat berbisnis!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H