Mohon tunggu...
Walkhot Silalahi
Walkhot Silalahi Mohon Tunggu... Guru - Mencerdaskan generasi penerus bangsa

Menuangkan ide dalam bentuk cerpen juga dalam artikel dalam hal pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Gadis Berkerudung Merah

8 Desember 2021   11:24 Diperbarui: 8 Desember 2021   11:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mentari  menusuk kulitku, menemani langkah demi langkahku yang tertatih  menahan raga yang letih. Kulihat jam tanganku menunjukkan pukul 2 siang, seakan berlari mengejar waktu,ku percepat langkahku menuju lokasi acara pensi.

      Ketika hendak memasuki pagar,aku mendengar suara wanita yang memanggil namaku dari kejauhan,

"Naaadddiinneee!"

Raganya tak terlihat,tertutup  dari pandangan seolah samar terkena silauan sang surya.

Yang kulihat hanyalah gadis berbaju putih berbalut kerudung merah.

Lalu, gadis itu perlahan berlari mendekat kearahku. Masih dibalut penasaran, aku terus menerka dari jauh siapa gadis misterius yang memanggilku.

           Ketika ia mendekat, barulah aku menyadari bahwa gadis itu adalah Alisya, teman kelasku.

"Hai Nadine!" sapanya dengan riang. Mendengar  itu, aku menyapanya dengan senyuman.

Lalu, kami berjalan bersama menuju lokasi perlombaan .

Namun, langkah kami terhenti setelah melihat banyaknya penonton yang hadir, meski kaget dan gugup kami tetap melanjutkan perjalanan menuju tempat pendaftaran lomba.

Disana begitu banyak peserta  yang mengantri, aku dan Alisya memberanikan diri mendaftar.

            Tak lama berselang, acarapun dimulai dan namaku dipanggil kemudian.

Dengan semangat kulangkahkan kaki disertai senyum maju ke atas panggung dan berhasil menyanyi dengan baik, Berbeda dengan Alisya, saat dipanggil ke atas panggung  wajahnya pucat dan berkeringat. Awalnya aku mengira Alisya kepanasan, tetapi lama-kelamaan tangannya gemetar seakan menahan gugup yang begitu hebat. Kemudian aku menghampirinya dan bertanya, "Alisya,apakah kau baik-baik saja? Kau terlihat sangat gugup." Rasa penasaran.

Alisya pun menjawab "Hhmm.. aku baik-baik saja, jangan khawatir." Jawabnya dengan ragu.

      Lalu ia maju ke atas panggung dan mulai bernyanyi, namun saat akan menyanyikan lagu, ia menghentikan nyanyiannya dan turun meninggalkan panggung.

Para Juri dan penonton  menjadi bingung dan penonton berteriak sinis padanya.

" Hhuuuu.. dasar penakut!!!"

Melihat hal itu,aku langsung menghampiri Alisya di belakang panggung, terlihat ia sangat sedih dan menyalahkan dirinya atas kejadian yang terjadi.

Aku menanyakan penyebab ia meninggalkan panggung, lalu ia menjawab, "Aku sangat gugup,apalagi penonton meneriakiku dengan kata-kata yang kasar. Aku takut dengan suaraku yang jelek" Sahutnya dengan tangis

Mendengar itu, aku merasa iba padanya, dan berusaha menenangkan Alisya, "Aku sudah pernah mendengarmu bernyanyi dan ku rasa suaramu sangatlah bagus, Kau hanya perlu percaya pada dirimu sendiri dan buktikan pada mereka yang meremehkanmu bahwa kamu bisa bernyanyi dengan baik!" Sahutku dengan penuh keyakinan.

Setelah itu, aku membujuknya untuk kembali naik ke atas panggung, lalu Alisya pun berjalan kembali ke atas panggung.

Meskipun masih terlihat gugup namun ia terlihat lebih percaya diri dibanding sebelumnya. Lalu ia pun kembali bernyanyi dan berhasil menyanyi hingga selesai, semua penonton terpukau dengan suaranya yang sangat merdu,suasana yang awalnya riuh berubah menjadi hening. Senyum sumringah terpancar dari wajahnya, seakan lega melepaskan beban yang dipikulnya. Esok harinya, tiba saatnya pengumuman pemenang pensi.

Namun sebelum itu, Panitia pensi menyuruh kami berbaris perkelas sesuai tingkatan kelas masing-masing. Tentu aku berbaris di belakang Alisya.

Aku terus memperhatikannya, ia begitu penasaran dengan hasil juara pensi kemarin, Lalu aku berkata padanya

" Alisya, menurutku kamu bisa berpeluang menjadi  juara satu, karena penampilanmu sangat bagus kemarin"

Mendengar itu Alisya tersenyum tipis dan menjawab "Hahaha.. kamu bisa saja Nadine, Aku sama sekali tidak berharap akan menang,karena yang terpenting aku bisa melawan rasa gugupku saja itu sudah cukup" Jawabnya dengan tersenyum.

Ketika kami berdua sedang Asyik mengobrol,tiba-tiba  panitia naik ke atas panggung dan hendak membacakan nama juara pensi menyanyi.

Kami semua sangat terkejut ketika panitia itu berkata

"Selamat untuk Alisya dari kelas 11 MIPA"

Hal itu disambut tepuk tangan penonton yang begitu riuh.

Lalu aku langsung memeluk Alisya dan mengucapkan selamat padanya.

   Ia masih tak menyangka mendapat juara, Lalu panitia mempersilahkan Alisya ke atas panggung untuk menyampaikan sepatah dua kata.

Tak ada perasaan sedih pada dirinya, hanya raut wajah bahagia yang terpancar.

"Pertama-tama saya ingin mengucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah mendukung saya terutama sahabat saya Nadine yang selalu memberi semangat dan motivasi bagi saya untuk terus berusaha dan melawan rasa takut saya"

Mendengar itu, Aku merasa sangat terharu dengan ucapan Alisya gadis berbaju putih berbalut kerudung merah, putih merupakan kepolosan hati kerudung merah gambaran semangat tiada tara. Meski ada rasa sedih kerena tidak memenangkan pensi, namun perasaanku seolah tertutupi oleh kebahagiaan yang dirasakan Alisya.

Nama : Bernadin Fernanda Ude

Kelas  : XI MIPA SMAS Advent Nusra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun