Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Polemik Nusantara: Pentingnya Melindungi Nama Asli Wilayah

23 Januari 2022   17:47 Diperbarui: 26 Januari 2022   01:40 2096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Makassar, ibu kota Sulawesi Selatan, pernah diganti karena polemik. Pertama namanya Makassar. Kemudian diganti menjadi Ujung Pandang. Lalu kembali lagi ke nama aslinya, Makassar.

Inilah alasan mengapa melindungi nama asli wilayah itu penting:

Nama Asli Wilayah sebagai Dokumentasi Sejarah

Meskipun William Shakespeare mengatakan apalah arti sebuah nama, tapi nama asli wilayah memang sangat berarti. Nama wilayah suatu tempat, meskipun itu adalah kabupaten sekalipun, adalah dokumentasi sejarah yang seharusnya dilindungi.

Ketika mengunjungi situs sejarah, orang tidak diperbolehkan mencungkil tembok situs dengan alasan untuk kenang-kenangan. Keaslian situs sebagai dokumentasi sejarah sedapat mungkin dipertahankan.

Foto: Nusantara, ibukota baru dari Indonesia. (Sumber: thejakartapost)
Foto: Nusantara, ibukota baru dari Indonesia. (Sumber: thejakartapost)
Begitu juga dengan nama asli wilayah ibu kota. Dengan menggantinya begitu saja, tanpa memperhitungkan identitas lokal, sama saja dengan "mencungkil" jejak sejarah sehingga keasliannya menjadi berkurang.

Jika nama Kutai misalnya tetap dipertahankan, maka hanya dari satu nama itu saja, akan banyak mengungkap jejak budaya, peradaban, peristiwa historis setempat. 

Nama asli yang merepresentasikan identitas setempat, akan menimbulkan keingintahuan untuk menyusuri jejak sejarah yang pernah ada di wilayah tersebut.

Justru ada alasan yang kuat untuk mempertahankan nama asli wilayah di ibu kota baru. Karena di wilayah Kalimantan inilah, bukti-bukti sejarah menunjukkan kerajaan tertua di Indonesia (terutama yang bercorak Hindu), terletak di Kalimantan. (Sumber: Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia, Sejarah Nasional Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008)

Nama Asli Wilayah sebagai Warisan Budaya 

Nama asli wilayah bisa mencerminkan keberadaan manusia dengan lingkungannya. Dengan demikian nama asli wilayah menunjukkan sifat-sifat dari budaya setempat.

Menurut antropolog Koentjaraningrat, di dalam kebudayaan bisa dijumpai gagasan, rasa, tindakan, dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.

Nama asli wilayah bisa menjadi titik awal untuk menelusuri kebudayaan setempat yang di dalamnya ada aspek-aspek yang disebutkan Koentjaraningrat di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun