Negaranya dan ibu kotanya sama-sama bernama Luxemburg. Dan di kota Luxemburg inilah saya berjalan-jalan di tengah suasana Natal.
Luxemburg adalah negara kecil. Luasnya hanya 2,586 km2. Â Kendati negara kecil, tapi Luxemburg disebut sebagai negara terkaya di dunia pada tahun 2021. (Sumber).
Saya menikmati hari-hari menjelang Natal dan merayakan hari Natal di Luxemburg. Negara ini seolah tenang-tenang saja dalam situasi pandemi ini. Tidak ada tanda-tanda lock down ketat.
Pasar Natal yang di sejumlah negara di Eropa dibatalkan di masa pandemi, di kota Luxemburg bahkan diselenggarakan Pasar Natal meriah di sejumlah lokasi. Untuk situasi di masa pandemi, Pasar Natal di Luxemburg terlihat ramai dikunjungi.
Warga Luxemburg hanya wajib memakai masker di dalam ruangan, di tempat-tempat publik. Tapi tidak wajib memakai masker di luar ruangan. Tak wajib memakai masker di udara terbuka, umumnya memang berlaku di banyak tempat di Eropa.
Di tengah pandemi, Luxemburg tetap tidak ditutup untuk wisatawan. Dan memang tempat-tempat wisata tetap dibuka. Tidak ada pembatasan-pembatasan berarti di negara ini. Berbeda dengan Belanda, di Luxemburg tidak ada lock down.
Di Luxemburg, toko-toko dan pusat perbelanjaan tetap terbuka sebagaimana hari-hari biasa. Sementara di Belanda, tempat wisata dan tempat perbelanjaan umumnya ditutup (kecuali supermarket, apotik, dan toko yang menjual kebutuhan esensial). Supermarket tetap buka, tapi hanya boleh beroperasi sampai pukul 20.00.
Saya tinggal di Belanda, tapi sejenak "menyeberang" ke Luxemburg. Berbeda dengan Belanda, di Luxemburg warganya tetap diperbolehkan memadati event-event yang mengundang kerumunan, contohnya Pasar Natal. Tidak ada larangan berkumpul di keramaian.
Melihat keramaian di kota Luxemburg, membuat saya melihat adanya perbedaan mencolok dengan yang sedang terjadi saat ini di kota-kota di Belanda.Â
Kota-kota di Belanda sepi, sejak pemerintah Belanda menetapkan beberapa pembatasan ketat pada pekan lalu.
Pembatasan di Belanda antara lain, orang hanya boleh menerima tamu di rumahnya, tidak boleh lebih dari 2 orang per hari. Umur tamu pun ditetapkan, tamu yang diterima hanya boleh mulai usia 13 tahun.
Tetapi pemerintah Belanda memberi pengecualian, khusus untuk menyambut Natal.Â
Pada malam Natal, Natal hari pertama dan hari kedua, warga boleh menerima maksimal 4 orang tamu mulai usia 13 tahun.
Bahkan pemerintah Belanda juga mengatur pembatasan sampai begitu mendetail, dengan membatasi warga hanya boleh melakukan kunjungan 1 kali per hari (kunjungan ke rumah orang lain).Â
Umumnya warga berkomentar, "Bagaimana pemerintah bisa mengontrol jutaan warga, dan menghitung berapa kali mereka berkunjung ke rumah orang lain?"
Di Belanda, selain penutupan sejumlah toko dan tempat belanja yang dikategorikan harus ditutup, sekolah-sekolah dan tempat penitipan anak juga ditutup. Jika warga Belanda saat Natal biasanya ke restoran, kini tak bisa lagi. Restoran dan cafe juga ditutup.
Tradisi Pasar Natal di Eropa
Tradisi Natal yang disukai oleh warga Eropa umumnya, adalah mengunjungi Pasar Natal.Â
Pasar Natal adalah pasar khas yang diadakan menjelang Natal dan beberapa hari setelah Natal, yang biasa diadakan di negara-negara di Eropa.
Di Pasar Natal, orang bisa menjumpai berbagai kedai yang menjual beraneka aksesoris yang berkaitan dengan perayaan Natal.
Sejak adanya lock down ketat di sejumlah negara di Eropa, event-event seperti festival termasuk Pasar Natal untuk tahun 2021, umumnya ditiadakan. Kalaupun ada, yang buka hanya satu dua, itupun kecil saja.
Padahal Pasar Natal merupakan salah satu event yang selalu dipadati pengunjung untuk menyambut Natal.Â
Bahkan sesudah Natal, Pasar Natal pun tetap masih terbuka untuk pengunjung.
Warga Belanda yang sudah terbiasa dengan tradisi Pasar Natal, merasa Natal tahun 2021 ini betul-betul sepi. Tak ada Pasar Natal, hampir semua tempat yang bersifat rekreatif, ditutup. Mau ke restoran dan kafe, tak bisa lagi.
Nah, sekarang saya berjalan melewati dinginnya udara di kota Luxemburg. Menjelang Natal, suhu di Luxemburg sempat mencapai minus 7 derajat celcius.Â
Saya pun mencari kafe yang menjual sup untuk menghangatkan tubuh. Pengunjung restoran dan kafe, wajib menunjukkan kartu identitas dan tanda bukti sudah divaksin.
Di kafe, tampak disediakan aneka sup. Sambil menikmati sup sea food hangat ala Luxemburg, saya melayangkan pandangan ke luar jendela.
Tampak di seberang kafe, ada kerumunan orang-orang. Mereka semua antri ingin masuk ke area Pasar Natal.Â
Pada saat antri, terlihat orang-orang itu berdiri dengan jarak sangat berdekatan. Tapi petugas terlihat tak lagi menegur.
Begitu juga di Belanda. Di Belanda saat ini berlaku aturan, orang harus menjaga jarak 1,5 meter (peraturan ini sempat ditiadakan beberapa bulan lalu). Itu pun peraturan ini tidak selalu ditegakkan. Dan juga tidak ada lagi petugas yang menegur seperti dulu. Apakah orang mulai jenuh dengan segala aturan pandemi ini? Entahlah.
Setelah menghangatkan tubuh dengan menyantap sup, saya menuju ke Pasar Natal yang saya lihat dari balik jendela kafe.Â
Untuk memasuki Pasar Natal ini, petugas meminta saya menunjukkan paspor dan tanda bukti sudah divaksin.
Setelah saya menunjukkan dokumen-dokumen yang diperlukan, saya menerima semacam gelang kertas berwarna biru dari petugas. Ini sebagai tanda bahwa saya sudah melalui pemeriksaan.
Di Pasar Natal di Luxemburg ini, sama dengan Pasar Natal umumnya di negara-negara di Eropa. Tidak hanya menjual berbagai pernak-pernik bertema Natal.
Di Pasar Natal juga ada yang menjual aneka pakaian dan perlengkapannya yang biasa dipakai pada musim dingin. Misalnya jaket, syal, topi, kaos tangan, kaos kaki tebal, dll. Bahkan ada juga dijual berbagai perhiasan, seperti cincin, gelang, kalung, anting-anting, juga arloji.
Pasar Natal juga menjual beraneka makanan. Ada sosis, daging babi, daging sapi, daging ayam goreng dan ayam panggang, sup, salad, kentang goreng, dan makanan lainnya.
Juga ada kue-kue, wafel khas Belgia yang disiram coklat, aneka permen, coklat dll. Bahkan ada juga kue wafel ala Belanda yang terkenal, yang disebut stroopwafels. Tampak ada yang menjual ikan bakar.
Di Pasar Natal ada kedai yang menjual aneka minuman. Minuman yang selalu ada di Pasar Natal, yaitu minuman anggur, disajikan hangat, yang disebut spiced wine. Di Luxemburg dikenal dengan istilah gluhwein (bahasa Jerman).
Minuman gluhwein atau spiced wine adalah minuman beralkohol yang ciri khasnya mesti diminum hangat-hangat. Ini adalah minuman anggur merah atau putih yang dihangatkan dengan campuran rempah seperti kayu manis, cengkeh, adas, kulit jeruk. Campuran rempahnya membuat minuman ini beraroma wangi, rasanya manis karena campuran gula atau madu.
Meskipun minuman gluhwein atau spiced wine adalah minuman hangat, tapi minuman ini tidak boleh dididihkan ketika dibuat, untuk mencegah alkoholnya tdak menguap. Ini mengingat anggur tidak boleh dipanaskan lebih dari sekitar 70 C karena titik didih etanol adalah 78,37 C. (Sumber).
Minuman anggur hangat dengan aroma rempah ini menjadi minuman khas yang selalu ada di Pasar Natal. Biasanya diminum hanya pada saat Natal, bukan diminum pada hari-hari biasa.Â
Umumnya pengunjung belum merasa sah jika mengunjungi Pasar Natal dan belum mencicipi minuman glhwein ini.
Kota Luxemburg adalah kota kecil. Luasnya hanya 51.46 km, penduduknya sekitar 116.328 jiwa. Bandingkan dengan kota Jakarta yang luasnya 7.659,02 km2, berpenduduk 10.562.088 jiwa.
Meskipun kota kecil, kota Luxemburg ini menyelenggarakan 4 lokasi Pasar Natal di tempat yang berbeda-beda. Jarak antara Pasar Natal ini cukup berdekatan.
Warga cukup berjalan kaki dari satu Pasar Natal ke Pasar Natal lainnya. Yang paling banyak diminati adalah Pasar Natal yang paling banyak menyediakan wahana permainan anak.
Tampaknya sebagian besar warga tumpek blek di jalan, menikmati suasana menyambut Natal. Jalan-jalan dipadati pejalan kaki, meskpun udara cukup dingin menggigit.
Di salah satu Pasar Natal, pengunjung melihat-lihat miniatur kisah kelahiran Yesus. Tampak patung Maria dan Yosef, tiga raja dan para gembala dan domba-dombanya, mengelilingi bayi Yesus yang terbaring di palungan. Gloria in excelcis deo!
Dan bagaimana dengan hari pertama Natal pertama di Luxemburg?Â
Di seluruh Luxemburg, hari Natal pertama, semua toko, pusat perbelanjaan, restoran dan semua tempat publik ditutup. Semua dibuka kembali pada saat hari kedua Natal.
Selamat Natal bagi yang merayakan. ***
(Penulis: Walentina Waluyanti)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H