Webinar KDRT dan masalah keimigrasian di Belanda ini, mengundang dua pengacara khusus untuk masalah keimigrasian dan pengacara khusus untuk masalah rumah tangga. Keduanya pengacara senior asal Belanda yang selama ini sering membantu warga Indonesia di Belanda
Dari pengamatan, terkuak begitu banyak wanita Indonesia yang menikah dengan pria yang menetap di Belanda, yang menjadi korban KDRT. Ini kemudian memicu timbulnya ide untuk memberikan advis yuridis kepada warga Indonesia yang mengalami masalah terkait hukum. Untuk itu, warga bisa menghubungi bagian konsuler di KBRI untuk meminta advis yuridis yang diperlukan.
Mempersatukan Para Pelaku Usaha Indonesia Di Belanda
Yang juga dibenahi oleh Duta Besar Mayerfas adalah meningkatkan kerjasama yang lebih erat antar pengusaha Indonesia di Belanda dan Eropa. Selama ini Mayerfas melihat bahwa di antara pengusaha-pengusaha Indonesia di Belanda dan di Eropa, banyak di antara mereka yang tidak saling mengenal dan bekerja sendiri-sendiri.Â
Padahal dengan saling mengenal dan bekerja sama memasarkan produk mereka, ini bisa melahirkan peluang yang lebih menguntungkan. Mayerfas mencontohkan pengusaha-pengusaha Thailand dan Vietnam yang bisa kompak bersatu.
Mayerfas melihat, jumlah diaspora di Indonesia punya potensi yang menguntungkan buat para pengusaha Indonesia. Jumlah diaspora kalau dihitung dengan keturunan Indonesia Belanda mencapai sekitar 2 juta orang, termasuk pelajar dan mahasiswa. Ini bisa mencapai 10 persen dari jumlah penduduk Belanda.
Nah, dengan adanya kekompakan antar para pengusaha, diharapkan pengusaha kecil bisa menjadi besar dan pengusaha besar menjadi semakin besar. Sementara yang bukan pengusaha bisa menjadi pengusaha. Misalnya pada pertemuan antar pengusaha itu, diundang juga para mahasiswa.Â
Dari para pengusaha yang hadir di sini, para mahasiswa tadi bisa belajar dari pengalaman para pengusaha itu, atau malah bisa menjadi partner dalam berusaha nantinya.
Kerjasama ekonomi ini diharapkan oleh Mayerfas bisa menghasilkan sesuatu yang nyata. Kalaupun hasilnya itu belum kelihatan, paling tidak, sudah ada progres untuk menuju hasil yang konkrit.
Pelayanan KBRI untuk Warga Indonesia, Tidak Hanya di Den Haag