Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Busana Indonesia Jadi Nama Jalan di Belanda

17 November 2020   06:43 Diperbarui: 18 November 2020   22:10 938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan sarung? Jalan kebaya? Jalan selendang? Sebetulnya bukan hanya busana khas Indonesia. Bukan hanya nama-nama kota, pulau dan tempat di Indonesia. Benda dan pernak-pernik lain khas Indonesia juga menjadi nama jalan di kota Almere Belanda.

Kebaya, batik, songket, ikat, selendang, sarung, tidak ada yang jadi nama jalan di kota tempat saya dulu tinggal di Indonesia. Tapi setelah tinggal di Belanda, benda-benda khas Indonesia ini justru saya temukan menjadi nama jalan.  

Nama-nama jalan ini ditulis sesuai ejaan Belanda. Misalnya kata "sarung" ditulis "sarong". Kata "kebaja" ditulis kebaya. Begitu pula penulisan huruf u, yang ditulis menjadi "oe" sesuai ejaan Belanda. 

Misalnya kata "tempo dulu" ditulis menjadi "tempo doeloe". Kata "durian" ditulis menjadi "doerian". Durian adalah buah khas Indonesia yang jarang didapatkan di Belanda. Kalaupun ada di toko, harganya cukup merogoh dompet. Di bawah ini alamat doerianstraat, artinya Jalan Durian.

Foto: Walentina Waluyanti
Foto: Walentina Waluyanti
Mungkin sudah biasa kalau di Belanda ada nama jalan bertema nama-nama kota, pulau ataupun suatu tempat di Indonesia. Tetapi yang unik di kota Almere di Belanda ini, nama jalan yang bertema Indonesia tidak hanya dari nama kota atau nama pulau, tapi juga dari benda atau pernak-pernik bertema Indonesia.

Saya bertanya-tanya, adakah tukang becak di Indonesia pernah ditanya calon penumpang, "Pak, berapa ke Jalan Becak?" Seandainya di Belanda ada transportasi becak, maka pertanyaan tadi menjadi memungkinkan untuk dilontarkan calon penumpang. Soalnya di Belanda memang ada jalan yang bernama Jalan Becak. 

Di Indonesia, yang namanya jalur becak memang ada, tapi jalan becak? Rasanya belum pernah saya temui ada orang yang beralamat di Jalan Becak di Indonesia.

Foto: Walentina Waluyanti
Foto: Walentina Waluyanti
Jalan Becak dan nama-nama jalan bertema serba-serbi Indonesia lainnya ini terletak di kota Almere Belanda, di provinsi Flevoland. Tepatnya di kompleks pemukiman di Almere Buiten dan di Almere Oostvaarders. Kota Almere adalah kota hunian padat penduduk. Jumlah penduduknya sekitar 213.660 jiwa.

Bagi penduduk kota ini, alamat bertema Indonesia sudah merupakan hal biasa. Misalnya di kawasan Indischebuurt di Almere Buiten dan di Almere Oostvaarders. 

Ada nama jalan Samarindastraat (Jalan Samarinda), Pontianakstraat, Menadostraat, Soerabajastraat, Semarangplantsoen, Ambonstraat, Bandoengplantsoen, dan nama-nama kota/pulau lainnya di Indonesia. Selain itu ada juga nama yang bukan merupakan nama pulau atau nama kota, misalnya Bintangstraat atau Jalan Bintang.

Instrumen musik khas Indonesia yang jarang dikenal, juga ikut menjadi nama jalan. Namanya Selendrostraat atau Jalan Selendro. Selendro di sini maksudnya adalah  slendro atau salendro adalah satu di antara dua skala dari gamelan musik. 

Tidak hanya benda, bahkan suatu event khas Indonesia pun disematkan menjadi nama jalan. Misalnya Jalan Pasar Malam di bawah ini. Tampak di latar belakang, ada bangunan mesjid di Jalan Pasar Malam di kota Almere ini.

Foto: Walentina Waluyanti
Foto: Walentina Waluyanti
Bagaimana ceritanya sehingga ada nama-nama jalan bertema pernak-pernik Indonesia di kota Almere ini? Untuk memberikan nama-nama jalan di suatu kota di Belanda, biasanya melalui suatu komisi yang disebut "Komisi Nama-nama Jalan". 

Sebetulnya komisi ini tidak hanya bekerja untuk mengumpulkan nama-nama jalan, tetapi juga nama-nama tempat untuk umum, misalnya jembatan, terowongan ataupun jalur sepeda.

Komisi nama-nama jalan ini juga terbuka terhadap usulan dari warga setempat tentang nama jalan apa yang sebaiknya diberikan di kawasan mereka tinggal. Pada dasarnya warga juga boleh memberikan usulan untuk nama-nama jalan. Usulan ini akan ditampung oleh Komisi Nama-nama Jalan. 

Namun komisi ini tidak memutuskan sendiri, melainkan ada rapat dewan kota yang akhirnya bersama-sama seluruh pihak terkait, memutuskan nama-nama jalan apa yang dipakai untuk suatu kawasan.

Komisi nama-nama jalan ini beranggotakan tidak saja pegawai pemerintah kota, tetapi juga wakil-wakil penduduk kota setempat. Tugas komisi ini mempertimbangkan kemungkinan pemakaian nama-nama jalan yang akan diusulkan kepada Pemerintah Kota.

Foto: Walentina Waluyanti
Foto: Walentina Waluyanti
Kompleks pemukiman dengan nama-nama jalan bertema Indonesia di kota Almere ini, bukan berarti kawasan ini adalah "Kampung Indonesia" yang penghuninya adalah orang-orang Indonesia. Penghuni kawasan ini adalah orang-orang Belanda sendiri dan orang-orang dari berbagai etnis lainnya.

Pemberian nama-nama jalan bertema Indonesia di kawasan tersebut adalah keputusan bersama dari sebuah tim di Dewan Kota. Salah satu pertimbangannya adalah untuk mengenang sejarah masa lalu Belanda. Dan Indonesia adalah bagian dari sejarah "tempo doeloe" itu. *** (Penulis: Walentina Waluyanti)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun