Mohon tunggu...
Walentina Waluyanti
Walentina Waluyanti Mohon Tunggu... Penulis - Menulis dan berani mempertanggungjawabkan tulisan adalah kehormatan.

Penulis. Bermukim di Belanda. Website: Walentina Waluyanti ~~~~ Email: walentina.waluyanti@upcmail.nl ~~~ Youtube channel: Kiki's Mom

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Melihat Pulau Jawa di Amsterdam, Yuk!

16 November 2020   05:52 Diperbarui: 16 November 2020   16:35 1289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Foto: Kawasan Java Eiland (Pulau Jawa) di Amsterdam sekarang, yang pernah menjadi pelabuhan keberangkatan kapal-kapal Belanda ke Pulau Jawa. (dokpri)
Foto: Kawasan Java Eiland (Pulau Jawa) di Amsterdam sekarang, yang pernah menjadi pelabuhan keberangkatan kapal-kapal Belanda ke Pulau Jawa. (dokpri)
Dari tempat yang bernama Javakade atau dermaga Jawa ini, maskapai kapal laut Belanda yang bernama Stoomvaart-Maatschappij Nederland (SMN) pernah mengoperasikan kapal-kapalnya.

Dinamakan dermaga Jawa, karena dari dermaga ini kapal-kapal Belanda melayarkan kapalnya ke Pulau Jawa. Misalnya ke Pelabuhan Tanjung Priok di Batavia (sekarang Jakarta), dan ke pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Pengoperasian ini berlangsung sampai sekitar tahun 1950-an.

Pada masa Perang Dunia II dan setelah penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia, pengoperasian kapal-kapal Stoomvaart-Maatschappij Nederland di pelabuhan Amsterdam Timur ini pun menjadi surut.

Seiring dengan berjalannya waktu, dermaga Jawa di Amsterdam Timur kemudian berubah fungsi. Kawasan ini kemudian bernama "Pulau Jawa", ketika pada tahun 1990-an, kawasan ini dibangun menjadi kawasan pemukiman. Kompleks pemukiman ini terdiri dari flat yang dibangun dengan arsitektur menarik. Flat-flat ini relatif baru, mulai dibangun sekitar tahun 1990-an.

Foto: Suasana di salah satu sudut Jalan Javakade di Pulau Jawa di Amsterdam (dokpri)
Foto: Suasana di salah satu sudut Jalan Javakade di Pulau Jawa di Amsterdam (dokpri)
Kawasan pemukiman ini dibangun dengan tetap tidak melupakan asal-usul sejarahnya pada masa lalu. Pemerintah setempat tetap mengenang sejarah kawasan ini, yang pada masa kolonialisme pernah berfungsi sebagai pelabuhan bagi kapal-kapal Belanda ke Pulau Jawa. Inilah yang melatar-belakangi penamaan Pulau Jawa buat kawasan ini.

Banyak sudut di kawasan pemukiman Pulau Jawa di Amsterdam ini yang diberi nama bertema Indonesia. Begitu juga nama jalan-jalan bertema Indonesia. Misalnya ada nama Imogirituin (Taman Imogiri), Sapituin (Taman Sapi), Bogortuin (Taman Bogor).

Di bawah ini salah satu sudut jalan di Java Eiland di Amsterdam, bernama Imogirituin. Nama ini diambil dari nama daerah di Yogyakarta, juga populer sebagai  nama lokasi pemakaman  raja-raja Mataram.

Foto: Nama jalan
Foto: Nama jalan
Nama kanal-kanal di Java Eiland di Amsterdam ini, juga bertema Indonesia. Ada kanal Lamonggracht (kanal Lamong). Lamong adalah nama sungai di Gresik. Ada Majanggracht (kanal Mayang), diambil dari nama kali Mayang di Jember. Di bawah ini foto kanal yang bernama Brantasgracht, diambil dari nama sungai Brantas di Jawa Timur.

Kanal Brantas di Pulau Jawa di Amsterdam, diambil dari nama Sungai Brantas di Indonesia. (dokpri)
Kanal Brantas di Pulau Jawa di Amsterdam, diambil dari nama Sungai Brantas di Indonesia. (dokpri)
Pulau Jawa di Amsterdam ini kecil saja. Luasnya sekitar 71 hektar, dengan penduduk sejumlah 3215 jiwa. Bandingkan dengan Pulau Jawa di Indonesia yang luasnya 128,297 km2, dengan penduduk sekitar 160 juta. Yang jelas, baik Pulau Jawa yang besar di Indonesia, maupun Pulau Jawa yang kecil di Amsterdam, keduanya menyimpan sejarah panjang kolonialisme.

Ya! Belanda telah kehilangan Pulau Jawa, tanah koloninya di masa lalu yang begitu luas. Kehadiran Pulau Jawa di Amsterdam ini seakan menjadi monumen kenangan tentang masa kolonialisme yang telah lama lenyap. *** (Penulis: Walentina Waluyanti)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun