Mohon tunggu...
agus walliet
agus walliet Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku laki laki sederhana

Selanjutnya

Tutup

Bola

KLB, PSSI Baru, Satu Satunya Solusi untuk Sepak Bola Indonesia

9 September 2015   12:14 Diperbarui: 21 Oktober 2022   12:47 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo PSSI.(Dok. PSSI via kompas.com)

Dear Kompasianers,

Sudah banyak artikel yang membahas tentang kekosongoan kompetisi sepakbola di Indonesia meskipun telah diselenggarakan 2 turnamen piala kemerdekaan dan piala presiden sebagai pengisi kekosongan tersebut.

Sudah banyak pula artikel artikel kompasianers sejak dibekukannya PSSI oleh MENPORA, meneriakkan bahwa ada ribuan pemain dan ratusan klub klub sepakbola yang juga terhenti "penghasilannya",.. dan sudah banyak media media online yang memberitakan betapa menderitanya semua hal yang berhubungan secara langsung  dengan sepakbola kita seperti pedagang asongan, merchandise klub, dan lain lain.

PSSI tetap keukeuh dengan prinsipnya bahwa mereka adalah pihak yang benar, bahkan setelah membaca artikel dari Mas Hery Dakhrisman, beliau menyatakan atau mengutip bahwa Presdien PSSI La Nyala mengatakan ditodong pistol pun, saya tidak akan Mundur tetap mempertahankan jabatannya sebagai Presiden PSSI dan akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan. 

“Saya akan tetap berjuang sampai titik darah penghabisan,” ujar La Nyalla dan menambahakan “Sekalipun ada pistol menodong saya, saya tak akan mundur, sekalipun saya disuruh mundur,” sambungnya dan mengatakan hal ini dilakukan sebagai upayanya menjaga kedaulatan sepakbola. (SUMBER)

Pemerintah cq. Menpora pun tetap keukeuh dengan Ide Utama mereka yaitu pembenahan Tata Kelola Sepakbola yang lebih baik, dan tidak tanggung tanggung, mereka menggelar berbagai macam workshop, yang intinya PEMBENAHAN..

Bahkan menurut berita terbaru yang penulis baca,  Kementerian Pemuda dan Olahraga akan menggelar semacam grassroots untuk pembinaan usia dini bagi guru guru olahraga yang akan digelar di 5 provinsi.

Berikut kutipannya:

Grassroots akan diikuti oleh sekitar 2.500 anak usia dini mulai usia 12 tahun ke bawah. Nantinya proses program tersebut ditangani langsung oleh pelatih Maman Suryaman.

Sementara itu Asisten Deputi Bidang Olahraga Kemenpora, Dr Sukarno MM, mengaku program ini adalah sebagai bentuk perhatian terhadap aset-aset calon pemain muda di masa depan.

"Dukungan pemerintah melalui sepakbola tidak tanggung tanggung. Mereka adalah aset pemain muda yang nantinya akan membawa sepakbola tampil di kancah dunia, perlu di perhatikan dan di dukung perkembanganya," ujar Sukarno.

Program ini dimulai di Jakarta pada 8-9 September di Stadion Ciracas, Jakarta Timur. Grassoorts ini juga akan diadakan di Jawa Tengah pada 11-13 September, Jawa Timur 18-20 September, Sumatera Utara 25-27 September dan Bali 24 Oktober. (SUMBER)

REVIEW

Melalui jalannya masing masing seperti ini, maka kemungkinan untuk semakin panjangnya sanksi FIFA dan kosongnya kompetisi Sepakbola Indonesia akan semakin menjadi dan akan berlangsung lama.

Tentu saja kekosongan kompetisi dan sanksi FIFA ini akan membawa effect yang tidak baik bagi perkembangan sepakbola kita kedepannya. 

Pemain senior dan junior serta juga pemain di sekolah sekolah sepakbola akan kehilangan arah atau bisa jadi akan kehilangan kepercayaan diri karena mereka mendapat ketidakpastian keberlangsungan hidup sepakbola.

Memang pemerintah sudah menjamin akan menyelenggarakan turnamen sebanyak banyaknya, namun bukan karena tujuan itu sepakbola Indonesia didirikan, bukan karena banyaknya turnamen yang diinginkan oleh pecinta sepakbola , melainkan mereka ingin kompetisi yang memiliki kejelasan dan berkesinambungan secara terus menerus.

Maka, jika antara Pemerintah dan PSSI masih saja masing masing mengedepankan pendapat dan argumentasinya, apa yang akan terjadi bagi sepakbola ini?

SOLUSI

Solusi terbaik yang akan menyelesaikan kisruh ini,solusi untuk menjadi lebih baik adalah langkah yang harus diutamakan, tidak ada lagi saling klaim merasa yang paling benar. Jangan melihat ke pribadi pribadi yang berkuasa, namun sebaiknya melihat ke arah titik temu yang akan menyelamatkan dunia sepakbola Indonesia.

Solusi yang ditawarkan hanya lewat KLB, KLB PSSI dan Pemerintah Indonesia. Yang mana lewat KLB inilah akan terungkap keinginan pemerintah seperti apa dan juga keinginan PSSI itu sendiri.

Menarik sekali summber yang penulis dapatkan dari sport.detik.com hari ini, ada perasaan senang sekaligus ini dibaca oleh pihak pihak yang bersitegang dan "nampak" akan ada secercah harapan untuk sepakbola kita, jika masing masing pihak mau sedikit mengalah untuk mengambil beberpa kemajuan di depannya.

Berikut kembali penulis mengutipnya:

Pengamat sepakbola nasional Budiarto Shambazy mengatakan kunci dari bergulirnya kompetisi adalah menggelar Kongres Luar Biasa PSSI. ‎Bukan KLB biasa, tapi KLB yang digelar bersama dengan Menpora.

"Menurut saya kuncinya sekarang ada di KLB. Jadi PSSI kembali membuat KLB yang bersih. Ini menjadi kesempatan untuk bersama-sama Kemenpora untuk membuat itu," kata Budiarto.

KLB yang bersih yang dimaksud dalam arti membuka semua statuta dan membuka fakta sejauh mana kriteria profesionalisme FIFA, AFC, dipatuhi oleh klub.

"Itu mutlak harus dilakukan karena banyak klub yang terlibat tidak bayar pajak. Administrasinya juga kacau balau. Persija saja utangnya 10 miliar, padahal penontonnya banyak, itu harus dibuka dulu," ungkapnya.

PSSI sebenarnya baru menggelar KLB pada 18 April lalu, yang memilih kembali La Nyalla Mataliti sebagai ketua umum PSSI serta kepengurusan di bawahnya.

"‎Tapi KLB kemarin kan tertutup tidak jelas, enggak tuntas membahas masalah-masalah persepakbolaan. Saya kira sekarang ini terbukti pembekuan Menpora itu betul sebagai syok terapi. Kebuka sekarang kelemahan kita. Jadi PSSI tidak bisa lagi seolah-olah seperti malaikat, benar semua. Ternyata banyak borok sepakbola kita," lanjut dia.

"Nah itu dengan KLB. Jadi Kemenpora bersama PSSI membuat KLB baru. Dengan tekad pertama menggulirkan lagi liga. Tapi liganya harus bersih, dan membuka persoalan di PSSI. Jadi La Nyalla harus mengalah. Oke, KLB lagi dan musyawarah. Pemerintah turun tangan dan tanya satu -satu apa masalahnya. Itu diungkap di KLB."‎

"Tidak apa-apa kita melakukan pekerjaan berat yang makan waktu dan biaya, tapi ini demi perbaikan sepakbola kita. La Nyalla menjadi Ketua Umum lagi pun tidak apa-apa. Asal semuanya fair. Karena saya tidak melihat jalan keluar lain, kecuali KLB."

"Nah, jika KLB siap, baru dilaporkan ke FIFA. Artinya pemerintah sudah tidak melakukan intervensi lagi. Karena dengan demikian besar kemungkinan FIFA bisa kembali mencabut sanksinya dan PSSI menjadi anggota lagi."

Jika sudah ada semacam usulan untuk mendapatkan solusi yang lebih baik, maka penulis pikir tidak ada salahnya untuk dicoba, pemerintah bukanlah enggan untuk bermusyawarah, sebaliknya PSSI juga harus mau melakukan hal hal semacam ini.

Akan menjadi menarik bila usulan dari pengamat sepakbola Budiarto Shambazy diterima oleh Pemerintah dan PSSI, akan menjadi menarik pula bila hal hal yang telah disebutkan di dalam usulan tersebut dimunculkan saat bermusayawarah nanti. 

Dan tentu, kita sebagai pemerhati akan sama sama melihat dan mengikuti perkembangannya, dan akan melihat kedua pihak sama sama bergandengan tangan keluar dan dengan wajah tersenyum di depan pers menyatakan bahwa "KAMI" siap membuat sepakbola Indonesia Baru yang lebih baik, mudah mudahan..aamiin.

 

Salam

Author

Agus Walliet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun