Mohon tunggu...
Wakhida Rahmah
Wakhida Rahmah Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance Writer | Fulltime Learner

Punya 2 kucing dan suka menanam tumbuh-tumbuhan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Book Review: "Alasan untuk Tetap Hidup" by Matt Haig

23 Maret 2022   17:05 Diperbarui: 23 Maret 2022   17:09 1348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang bisa kita lakukan dan sangat perlu kita lakukan sekarang adalah mendengarkan diri sendiri. Kita adalah laboratorium terbaik bagi diri kita sendiri.

Kita cenderung menganggap otak dan tubuh sebagai bagian-bagian yang terpisah. Gagasan bahwa "kesehatan jiwa" merupakan sesuatu yang terpisah dari kesehatan fisik bisa membuat kita salah paham mengenai aspek-aspek tertentu. Hal-hal yang kamu rasakan saat mengalami kecemasan dan depresi  juga dirasakan dan terjadi dibagian tubuh yang lain. 

Dilihat dari banyak kasus, ini beberapa gejala yang paling sering tampak ketika seseorang mengalami depresi:

Kelelahan, ketika kamu selalu merasakan kelalahan tanpa penyebab yang jelas sepanjang waktu.

Konsep diri yang buruk, hal ini cukup sulit dideteksi oleh orang lain. 

Kelambanan psikomotorik, pada kasus-kasus depresi tertentu, seseorang jadi lamban bergerak dan berbicara, kehilangan selera makan, mudah marah, anhedonia (ketidakmampuan untuk merasa senang saat melakukan apa saja), dan tiba-tiba bisa menutup diri.

"......satu-satunya hal yang perlu ditakuti adalah rasa takut itu sendiri..."

Bagian 3 - Bangkit

"...pejamkan matamu dan tahan napas. Semuanya akan berubah menjadi sangat indah.." -  Stevel Spielberg

erasaan aneh, perasaan cemas karena berada diluar sendirian, yanh sana tidak wajarnya dengan menjadi atap tanpa dinding. Itulah fakta yang aneh tentang depresi dan gangguan kecemasan. Kelihatannya memang seperti ketakutan yang intens untuk berbahagia, meskipun kamu sendiri secara sadar menginginkan kebahagiaan. Dalam bagian 2 halaman 110, Matt Haig menuliskan kalimat yang membuat kedua alisku sedikit terangkat. "....jadi kalau depresi melihat anda tersenyum, sekalipun itu senyum palsu, itu benar-benar terlarang..."

Seperti yang diceritakan Matt, ia sangat cemas dan takut bahkan untuk pergi ke toko yang tidak jauh dari rumah orangtuanya. Ia merasa ada perasaan kosong dan memudar, seakan ia adalah seorang hantu yang keberadaanya dialiri kecemasan. Tapi, Matt berhasil sampai di toko dengan keadaan selamat meskipun pikirannya selalu mengatakan hal-hal yang menyeramkan baginya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun