Tiba-tiba, hujan tak lagi turun. Awalnya, penduduk desa masih yakin, jika hujan akan kembali turun. Namun setelah ditunggu-tunggu, hujan tak juga turun. Penduduk mulai panik, karena mereka sama sekali tidak menampung air. Mereka pun berkumpul.
"Bagaimana jika hujan tidak turun? Kita sama sekali tak ada persediaan air," ucap salah satu penduduk.
"Kita tak mungkin bisa hidup tanpa air," sahut penduduk lainnya.
Semua penduduk pun berpikir.
"Kita lakukan ritual pemanggil hujan saja. Pasti dewa bersedia menurunkan hujan," usul salah satu penduduk.
Esok harinya, semua penduduk melakukan ritual pemanggil hujan. Penduduk berkumpul di lapangan. Mereka menggunakan sisa air yang ada untuk ritual tersebut. Tidak hanya itu, mereka juga memainkan musik dan menampilkan tarian pemanggil hujan.
Sayangnya, ritual tersebut tak membuahkan hasil. Berbulan-bulan hulan tak turun. Persediaan air penduduk desa pun telah habis untuk melakukan ritual pemanggil hujan.
Akhirnya, mau tak mau, penduduk hidup dengan kekurangan air.
Pesan moral dari cerita rakyat ini adalah hematlah air atau sumber daya alam lainnya. Dengan berhemat, maka kita tak akan kekurangan air. Tidak hanya air, tapi apa pun itu, gunakan sebaik-baiknya dan jangan boros.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H