Mohon tunggu...
Abdul Waidl
Abdul Waidl Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pendidikan Disesuaikan dengan Kebutuhan Pasar?

7 Mei 2018   09:10 Diperbarui: 11 Mei 2018   06:56 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: kaltim.tribunnews.com

Coba tengok sedikit ke salah dua negara tetangga kita. Malaysia misalnya, selain Bahasa Inggris dan Melayu, mereka sedang mengejar penguasaan mandarin. Atau Thailand, penguasaan Bahasa Indonesia saat ini menjadi salah satu yang mereka usahakan. 

Mengapa, karena dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini mereka ingin menguasai jalur distribusi durian, beras dan semua yang berbau Bangkok mulai dari Thailand sampai pelosok pedalaman Indonesia tanpa kendala bahasa.

Pada bulan Juli 2017 yang lalu, saya beruntung dapat berdiskusi seminggu di Tsinghua University di Beijing. Yang mau saya ceritakan adalah tentang ketika ada sessi kunjungan ke Tembok China. Yang menjadi guide ternyata bisa berbahasa Indonesia. Seorang perempuan muda yang baru lulus dari Universitas Beijing. Dia belum pernah berkunjung ke Indonesia. Dia bercerita mengapa bisa berbahasa Indonesia.

Ringkasnya, beberapa tahun yang lalu pemerintah China hasil salah satu assessment-nya menyatakan bahwa mereka butuh beberapa orang guide yang bisa berbahasa Indonesia. 

Maka, pada tahun tersebut, Universitas Beijing langsung membuka jurusan Bahasa Indonesia. Setelah beberapa orang mendaftar dan dirasa cukup untuk kebutuhan guide beberapa tahun ke depan, jurusan tersebut langsung ditutup. Ini adalah langkah cepat memahami situasi dan kebutuhan tenaga kerja yang bisa diusahakan melalui institusi pendidikan. Bandingkan dengan bagaimana lambatnya kebijakan dunia pendidikan kita beradaptasi dengan kebutuhan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun