Coba tengok sedikit ke salah dua negara tetangga kita. Malaysia misalnya, selain Bahasa Inggris dan Melayu, mereka sedang mengejar penguasaan mandarin. Atau Thailand, penguasaan Bahasa Indonesia saat ini menjadi salah satu yang mereka usahakan.Â
Mengapa, karena dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) saat ini mereka ingin menguasai jalur distribusi durian, beras dan semua yang berbau Bangkok mulai dari Thailand sampai pelosok pedalaman Indonesia tanpa kendala bahasa.
Pada bulan Juli 2017 yang lalu, saya beruntung dapat berdiskusi seminggu di Tsinghua University di Beijing. Yang mau saya ceritakan adalah tentang ketika ada sessi kunjungan ke Tembok China. Yang menjadi guide ternyata bisa berbahasa Indonesia. Seorang perempuan muda yang baru lulus dari Universitas Beijing. Dia belum pernah berkunjung ke Indonesia. Dia bercerita mengapa bisa berbahasa Indonesia.
Ringkasnya, beberapa tahun yang lalu pemerintah China hasil salah satu assessment-nya menyatakan bahwa mereka butuh beberapa orang guide yang bisa berbahasa Indonesia.Â
Maka, pada tahun tersebut, Universitas Beijing langsung membuka jurusan Bahasa Indonesia. Setelah beberapa orang mendaftar dan dirasa cukup untuk kebutuhan guide beberapa tahun ke depan, jurusan tersebut langsung ditutup. Ini adalah langkah cepat memahami situasi dan kebutuhan tenaga kerja yang bisa diusahakan melalui institusi pendidikan. Bandingkan dengan bagaimana lambatnya kebijakan dunia pendidikan kita beradaptasi dengan kebutuhan seperti itu.