“Lalu.”
“Aku menoleh.”
“Dan..”
“Kau memandangku saat itu.” Ia tertegun lama. Suaminya duduk di sana. “Apa kau ingat, Wi?”
Wicaksono menggeleng. Kemudian menghirup udara. “Tempat ini indah.”
Istrinya mengeser posisi duduk untuk mendekat kepada Wicaksono. Tiba-tiba menitikkan bulir air mata. “Aku takkan lupakan tempat ini. Kenangan kita bersama.”
“Sering-sering ajak aku kesini?”
“Baik, Pak.”
Ia, demi keutuhan. Berpura-pura lupa ingatan yang dulu. Semasa kenangan bersama sang istri.
Wicaksono selama proses jalani rehab telah berangsur-angsur pulih. Maka istrinya mengajak pergi ke tempat kenangan mereka berdua. Sambil refreshing dan kembali ke memori-memori mereka. Wicaksono ingin memberikan waktu masa-masa senang, hidup kesusahan dengan istrinya sebagai refleksi suami istri.