Mohon tunggu...
Wahyu Windiarji
Wahyu Windiarji Mohon Tunggu... -

MENCOBA MENULIS SAJA

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Tak Sampai

16 Mei 2013   15:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:29 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Ahh sudah lupakan saja” jawabnya , sambil menarik tangan ku, lalu ia mengajak ku kekantin.

Setibanya dikantin aku duduk satu meja dengan Ve,Frieska,Shania,Beby dan Sonya. Aku duduk pas berhadapan dengan Sonya, seperti biasa Sonya memandangku dengan dingin. Dan benar saja yang diucapkan Frieska tadi dikelas mereka sedang membicarakan pria misterius tetapi aku heran kenapa Sonya tidak hanyut dalam pembicaraan tersebut. Saat mereka sedang asik membicarakan pria misterius itu tiba-tiba krRrrrRiiiiiiiiiiiiiiiinngg!!!! Bel menandakan jam istirahat pertama telah habis.

Ketika jam baru menunjukan jam 11.20 kurang 10menit sebelum jam istirahat kedua, Nama ku terdengar dipanggil lewat pengeras suara aku disuruh untuk menghadiri rapat OSIS maklum sekolahku melakukan regenerasi organisai yang baik, aku adalah wakil ketua sekbid 1 (bidang kesiswaan) disana aku pertama kali rapat dan dihadiri Sonya yang menjabat wakil ketua sekbid 4 (bidang anggaran). Didalam rapat sedang membicarakan perhelatan pensi yang akan diadakan disekolah bulan Mei , disana aku bersikeras mengenai pendapat ku bahwa pensi diadakan tidak terlalu menghabiskan anggaran dan melakukan kegiatan charity tetapi anggota rapat yang lain tidak ingin pensi dilaksanakan secara biasa-biasa saja.

Disaat break rapat aku dan kak dimas ketua sekbid 4 berbicara tentang jalannya rapat, tiba-tiba Sonya menawarkan solusi yang menurut ku cukup cerdas bagi perempuan yang suka belanja “iya menawarkan program dimana sebelum kegiatan pensi dimulai kan pasti ada turnamen lokal yang diadakan pihak OSIS. Tiap kelas harus berpartisipasi sedikitnya 10 cabang yang dilombakan masing-masing cabang dikenakan biaya 50rb jadi setidaknya dari tiap kelas kita dapat Rp.500.000,- sekolah kitakan ada 24 kelas jadi 24X500.000= 12.000.000, hasil uang ini kita jadikan untuk biaya amal nanti dan buat pensi tiap anak dikenakan biaya 50.000 per orang + anggaran yang dikeluarkan OSIS”. Aku pun menyadari bahwa ia berbeda dan akupun tertarik. akhirnya rapat selesai dengan opsi Sonya dapat diterima semua anggota.

Seperti biasa sepulang sekolah aku yang hanya membawa sepeda langsung ke tempatku untuk berkerja disebuah café walaupun aku berasal dari keluarga berada tetapi aku mencoba mandiri. Disaat ku berkerja aku teringat tugas sekolah ku yang banyak setelah pulang berkerja aku lansung saja ketoko buku depan tempat ku berkerja disana aku menemui Sonya yang sedang kebingungan, Ternyata ia tidak membawa dompet aku bak pahlawan langsung membayarnya digabungkan dengan tagihan punya ku. Seperti biasa dia tidak dapat menerimanya dan ternyata ia salah paham denganku.

Karna aku dan Ve bersahabat dari kecil aku meminta agar tidak member tahu identitasku yang sebenarnya kepada rekan-rekannya biar aku dipandang apa adanya. Tanpa aku sadari dan dengar kabar dari Ve bahwa Frieska dan Sonya tertarik padaku dan memberitahuku bahwa pria yg mereka bicarakan aku (ge’er diriku), sepertinya cintaku tidak bertepuk sebelah tangan padahal aku sudah tahu bahwa Sonya suka dengan ku tetapi tetap saja sifatnya terhadap ku tidak berubah terhadap ku.

Sebulan sebelum pensi sekolah diadakan pihak OSIS kembali mengadakan rapat untuk pematangan jalannya acara disitu aku dapat hadir namun kurang fit di karenakan beberapa hari kegiatan ku sangat sibuk. berawal dari disitu sikap Sonya terhadap ku berubah (bukan menjadi power renger yah…!!) menjadi baik..!! disitu Sonya bertanya…?

“Apa nga sebaiknya kamu istirahat saja” ujar Sonya.

“Nga apa-apa kok kan ada yang membuatku semangat …hehehe (sambil batuk)” jawabku.

“Frieska yah… ? (sambil cemberut)” Tanya Sonya.

“Kalo iya emang kenapa?..(diam sejenak) Kamu Cemburu yah…!!! Sedikit berteriak) tanyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun