Terlalu banyak hal menyakitkan di dalam cinta remaja.
yang memaksa hati untuk berhati-hati agar tidak terluka.
terlebih jika sudah pernah berduka. rambu itu pasti ada.
akibat sekelumit rasa bernama cinta.
kandas nya cinta sangat perih.
karena itu. saya tidak percaya dengan orang yang tiba-tiba datang, tiba-tiba bilang sayang. dan tiba-tiba bilang cinta.
saya melihat peristiwa. saya tidak buta. bahkan 100 hari berlalu pun tidak cukup.
bukannya perlahan tapi pasti rasa yang sama akan tumbuh? katamu.
yah, gimana mau tumbuh jika tidak diberi waktu. seakan terburu-buru.
saya belajar. yang datangnya tiba-tiba ujungnya hilang secara tiba-tiba. dan kamu melakukannya.
lalu, tipu muslihat mengambil peran.
mereka bilang kamu berjuang. saat ditanya, berjuang apa?
mereka diam dengan ulasan. bercerita perihal kecil yang di buat besar.
terkadang manusia bisa selucu itu.
saya kira, saya cukup cerdik terdidik. hanya saja, ego berhasil luluh oleh nurani kali ini.
senyum tergurat di pipi. dengan bodohnya, saya menerima hatimu di kemudian hari.
hari-hari pertama berlalu. bulan kesekian dilewati.
kita tertawa bersama. dalam candaan ringan yang terdengar rata. yah itu jika mereka yang dengar. persepsi pasti berbeda. kita saling mengerti. mungkin, semesta sedang bercanda. karena kebetulan hobi kita sama. pemikiran yang sama, candaan yang senada, membuat saling mengerti menjadi pasti.
kita tertawa. kamu tertawa.
secara tak sadar saya berhenti. kemudian menatap wajah tawamu. waktu terasa melambat sesaat. seakan suasana mendukung saya untuk jatuh hati pada mu. saya bahagia. kita bahagia. saat kita  tertawa bersama.
arungi hari, habiskan waktu, apa kamu bosan? tidak, jawabmu.
yah, percintaan selalu seperti itu. kebohongan digunakan untuk meredam duka. agar sejoli tidak segera berpisah.
rasa memang tidak bisa bicara, hanya saja beliau dapat bersuara. bosan mu terlihat saat ekor mata hati ini melirik. apa mau dibuat? kalau sudah begini.
namun cinta tetap cinta, terlalu cepat untuk berubah. cemburu juga sering berbicara terhadap sejoli yang sudah  bersanding lama.
perasaan ini, saya sangat dan amat sangat tidak menyukainya. kata mu.
dengan lirih menjawab. saya tidak harap kamu mendengar. saya harap kamu melihat. kalimat mudah ditambah. dan kejadian butuh direka untuk diubah. tolong pahami.
dirimu mencoba mengerti. namun, mereka terlalu mengambil alih, pertikaian sudah pasti terjadi. dan kita sama-sama menjunjung ego untuk tidak menghubungi satu sama lain.
saya bergumam, sepertinya kamu puas. membuat saya terlihat seperti orang bodoh. ini salah saya yang udah biarin pertahanan kokoh terbuka. kemudian lengah membiarkan kamu masuk merusak tatanan yang ada. dan saat ini terasa tambah bodoh, karena saya biarkan ego meluluh.
saya menghubungimu terlebih dulu.
saya bicara pada mu untuk biarkan saya jatuh cinta dengan cara yang indah dan memperjuangkan nya dengan gagah. jangan biarkan saya merangkak atau bahkan mengemis mencari nafkah dari hati yang tidak tau arah nya kemana. seiring cinta yang kehilangan bimbingannya. atau senada dengan pemikiran yang tersesat oleh putaran ego antara bertahan atau melepaskan.
saya tidak ingin bertengkar denganmu. saya tau kamu juga mau. mari duduk tak perlu kopi atau teh sebagai penenang karena kita sudah sama-sama dewasa dimasa remaja. kita bisa saling mengerti bukan? ayolah, jangan gitu. cahaya mu berkurang saat cemberut sayang. mari cari jawaban bersama. kita sama-sama punya pikiran dan cinta. saya tau kita bisa.
tapi, rasa cinta, cemburu, ego dan bosan bergejolak di dalam dadamu, di dalam jiwamu yang masih remaja. saya tau itu. hingga akhirnya kita bertemu di dalam satu konklusi untuk melepaskan tanpa perih. dengan kata teman di dahi. kamu pergi.
melepaskan tanpa perih? kamu bercanda!
tidak mungkin itu terjadi. saya sudah tau akhirnya akan seperti ini. namun manusia bodoh ini tetap berdalih. bahwa kamu berbeda dari yang kemarin.
saat ini air mata bisa saja mengalir, namun saya terlalu munafik hingga pergi dengan senyum di pipi.
saya tidak membencimu karena percaya dengan cerita picisan. saya hanya kecewa karena kamu gunakan cemburu untuk menyelimuti bosan.
sebulan berlalu.
kita sama-sama menjalani hari dengan jalur berbeda saat ini. tidak saling bersinggungan lagi. jujur saya sangat merindu. terkadang saya berpapasan dengan mu. namun kita saling pura-pura tidak tahu. kita terasa seperti malam dan siang. matahari dan bulan. Â tidak ditakdirkan berjalan bersama. beberapa kejadian saja izinkan saling menyapa. sekedar melepas rindu. seperti gerhana atau antartika. semesta memang suka bercanda.
satu tahun telah saya lewati.
perasaan saya padamu sudah semu. hilang karena rasa kecewa yang menggebu atau mati ditelan waktu. saya tidak tahu. yang jelas itu sudah berlalu. saat ini, Â jarang sekali rindu beradu. hanya lagu itu yang sering kali mengungkit. kisah masa lalu antara saya dan kamu. saat ini merasa lebih bebas sudah pasti dipegang. saya berterima kasih padamu yang mengisi hari, bulan hingga tahun di waktu itu. sekarang saya tidak lagi menginginkanmu. karena kita sama-sama tau waktu menjadi penyembuh. antara luka dan kecewa. atau cinta dan suka.
akhirnya saya hanya bisa berterimakasih karena kamu dan kebodohan saya sudah menjadi pengalaman dalam mencinta. terimakasih, kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H