Engkau mengantarkanku pada realita paling fiksi
Seperti puisi-puisi Nizar Qabbani
Yang membawakan agama cinta
Pada hamba yang kekurangan aksara
Untuk domba yang kehausan di Sahara
Engkau datang mengarungi samudra pikiran
Yang bersandar di pelabuhan mataku
Serupa perempuan
Menyelinap pada celah-celah senja
Lenyap oleh dinding-dinding hampa
Keesokan harinya
Sinar pagi merangkul puisi lelapku
Lalu mengutukku sebab begitu dungu
Setiap yang menangis, kubela air matanya
Setiap yang mencinta tetap kurangkul mesra
Aku adalah penghamba cinta
Bahkan jika ia menipuku
Bila kau memutus cintaku
Biarkan air namamu terkucur dan tenggelamkanku
(10/2020)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H