Mohon tunggu...
Wahyu Noliim Lestari Siregar
Wahyu Noliim Lestari Siregar Mohon Tunggu... MAHASISWA -

Jangan Takut Bermimpi, dan Lukiskanlah itu dalam Kanvas Dunia mu yang Nyata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Missi Gereja Dalam Negara

22 November 2016   00:20 Diperbarui: 22 November 2016   00:39 665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Allah yang mengumpul.

Allah yang memberi Firman dan Sakrament.

Umat Israel harus memiliki sikap percaya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Gereja merupakan suatu wahana perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Allah, serta mewujudkan realitas surgawi yang tidak bertolak dari dunia ini. Gereja mempunyai dua pengertian yang mencakup dalam kehidupan orang percaya, yaitu:

Gereja sebagai lembaga (Instutio), yaitu Gereja mempunyai jabatan dengan segala bentuk strukturnya. Hal ini mencakup kepemimpinan mengatur atau menata Gereja yang mempunyai unsur manajemen yang terorganisasi.

Gereja yang tidak kelihatan, berarti persekutuan orang-orang percaya dalam arti bahwa “di mana ada persekutuan di situ ada Gereja”.

Gereja sebenarnya adalah salah satu lembaga di dunia ini yang mempunyai eksistensi dan memiliki organ-organ Kristus. Dengan demikian Gereja membutuhkan keteraturan dan organisasi, sehingga harus memiliki struktur dan komposisi. Gereja tidak berasal dari dunia tapi ada di dunia dan untuk dunia dan  diutus untuk menjadi garam dan terang bagi dunia.

Pengertian Negara

Dalam bahasa Ibrani negara dapat diartikan “am” yang berarti suatu kumpulan bangsa atau ras dan jumlah penduduk yang tahkluk pada suatu pemerintah. Dalam Perjanjian Baru bangsa disebut dengan “laos” atau “demos” yang artinya orang banyak.

Dasar pemahaman tentang hubungan Gereja dan negara selalu ditempatkan atas dasar pernyataan Yesus : “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Mat. 22:21). Yesus menganjurkan agar setiap orang taat kepada pemerintah sebagaimana ia taat kepada Allah. Bahkan Yesus sendiri memberi teladan berdasarkan kehendakNya ketika ia turut serta membayar pajak. Dalam hal ini, kepatuhan kepada pemerintah juga dianjurkan Paulus dalam Roma 13:1-7, namun kepatuhan itu dipahami harus ditempatkan secara bersamaan dan berada di bawah kepatuhan kepada Allah.

Secara teologis dapat dilihat bahwa Allah mengikutsertakan manusia untuk mempertahankan keadilannya, dimana negara diberi kuasa untuk melindungi hidup manusia dan mencegah perbuatan jahat (Kej. 9:5-6). Dalam Mazmur 75 juga terlihat bahwa kekuasaan dan kewibawaan pemerintah itu tidak diperoleh dengan sendirinya, tetapi diberikan dari atas (oleh Allah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun