Tiba periode Batch I di tahun 2016, saya mendaftar kembali. Dengang pengalaman gagal sebelumnya saya memilih jurusan yang linier denngan s1 dan memilih universitas yang tidak terlalu tinggi. Saya memilih Quensland University Australi. Alhamdulillah proses seleksi adminsitrasi dapat dilalui. Tiba tahap interview, namun ada yang beda pada saat bacth ini. Semua alur akan menggunakan bahasa Inggris full bagi yang mendaftar studi luar negeri. Sungguh pengumuman yang sangat menengangkan, padahal sebelumnya saya mempersiapkan diri untu esai dan lgd dengan menggunakan bahasa Indonesia. Sampai akhirnya, saya pun melalui semua proses itu dengan kemampuan yang saya miliki. Menunggu, menunggu dan menunggu, itulah hal yang paling mencemaskan dan menegangkan. Akhirnya tiba saat pengumuman, Alhamdulillah puji syukur kepada Allah, akhirnya saya dinyatakan lolos sleksi wawancara. Bahagia luar biasa dengan pengumuman ini. Mimpi saya untuk berkuliah di luar negeri akan tercapai.
Namun demikian, sehari setelah pengumuman itu, masuk lagi email pemeberitahuan bahwa ada Surat keputusan pemindahan dari Program luar negeri menjadi ke dalam negeri. Sungguh luar biasa, jiwa sudah naik keatas langit langsung terjatuh kembali. Namun, setelah ditafakuri ini merupakan keputusan terbaik dari Allah buat saya. Masih harus terus memperbaiki diri dan memantaskan diri untuk menuju sebuah pencapaian yang lebih besar. Tapi saya yakin, suatu saat saya harus bisa menginjakkan kaki  di podium Harvard Univeristy. Amiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H