Mohon tunggu...
L. Wahyu Putra Utama
L. Wahyu Putra Utama Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi

Literasi dan Peradaban

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Islam 4.0: Moderat, Rasional, dan Progresif

12 Juni 2019   12:44 Diperbarui: 12 Juni 2019   12:52 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa generasi Islam dimaksud? Mereka adalah generasi 4.0 dengan karakter unik yang menjadikan Islam sebagai agama moderat, menjunjung tinggi nilai humanis, tidak eksterm dan sifatnya yang terbuka. Sikap moderat berbanding lurus dengan kondisi masa ini. Sebab, agar Islam tetap dalam koridor peradaban, Islam moderat-lah yang harus dipegang teguh.

Generasi Islam 4.0 selain memiliki karakter moderat, ia juga lebih rasional dan progresif. Secara intern, spiritualitas itu sebagai perekat hubungan dan mengukur kesalehan. Namun, rasionalitas berguna untuk menunjang bangunan peradaban itu sendiri. Sehingga spiritualitas tanpa rasio akan pincang, dan rasionalitas tanpa spiritual akan menyesatkan. Spiritualitas saja tak cukup, pun sebaliknya mekanisme rasio tak dapat berjalan sendiri. Berbanggalah, Islam memang unik, dalam teks-teks ajarannya,antara spiritual dan rasio adalah satu kesatuan, saling berkelindan satu sama lain.

Selain itu, generasi ini menjadikan inovasi sebagai tujuan utama. Ia bukan lagi sebatas konsumen peradaban, hanya penikmat. Sebaliknya, generasi itu adalah pionir dari lahirnya penemuan-penemuan baru. Inilah yang luput dari Islam dalam beberapa dekade terakhir, diharapkan melalui generasi Islam 4.0, Islam kembali pada jalurnya yaitu sebagai embrio peradaban. Itu semua dapat diperoleh melalui, pemahaman Islam yang lebih terbuka, dengan menerima perubahan dan memanfaatkan rasio dan progresifitas dalam mengejar ketertinggalan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun