Siapa generasi Islam dimaksud? Mereka adalah generasi 4.0 dengan karakter unik yang menjadikan Islam sebagai agama moderat, menjunjung tinggi nilai humanis, tidak eksterm dan sifatnya yang terbuka. Sikap moderat berbanding lurus dengan kondisi masa ini. Sebab, agar Islam tetap dalam koridor peradaban, Islam moderat-lah yang harus dipegang teguh.
Generasi Islam 4.0 selain memiliki karakter moderat, ia juga lebih rasional dan progresif. Secara intern, spiritualitas itu sebagai perekat hubungan dan mengukur kesalehan. Namun, rasionalitas berguna untuk menunjang bangunan peradaban itu sendiri. Sehingga spiritualitas tanpa rasio akan pincang, dan rasionalitas tanpa spiritual akan menyesatkan. Spiritualitas saja tak cukup, pun sebaliknya mekanisme rasio tak dapat berjalan sendiri. Berbanggalah, Islam memang unik, dalam teks-teks ajarannya,antara spiritual dan rasio adalah satu kesatuan, saling berkelindan satu sama lain.
Selain itu, generasi ini menjadikan inovasi sebagai tujuan utama. Ia bukan lagi sebatas konsumen peradaban, hanya penikmat. Sebaliknya, generasi itu adalah pionir dari lahirnya penemuan-penemuan baru. Inilah yang luput dari Islam dalam beberapa dekade terakhir, diharapkan melalui generasi Islam 4.0, Islam kembali pada jalurnya yaitu sebagai embrio peradaban. Itu semua dapat diperoleh melalui, pemahaman Islam yang lebih terbuka, dengan menerima perubahan dan memanfaatkan rasio dan progresifitas dalam mengejar ketertinggalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H