Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Seni

Pribahasa: Adat Pasang Berturung Naik

30 September 2024   08:00 Diperbarui: 30 September 2024   08:01 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adat Pasang Berturung Naik 

Makna pribahasa ini adalah nasib orang tidak akan selamanya sama, pasti ada senang dan sedih. 

Hal ini memberikan pelajaran, bahwa setiap keadaan bersifat sementara. Tiada keabadian bagi sesuatu yang bermakna dunia. Semua akan binasa. 

Oleh karena itu, sebagai manusia biasa, hendaknya menghindari sifat jumawa. Tiada boleh kemapanan hidup yang didapat sekarang untuk kesombongan. 

Pun begitu ketika keadaan hidup sedang berada di lantai bawah. Saat dalam keadaan susah, baik itu susah cari kerja, susah mencari nafkah, susah menemukan jodoh, ataupun kesusahan yang lainnya. 

Sebab, kesusahan itu akan segera berlalu dan sirna, berganti kesenangan yang akan meliputi segenap raga. 

Kuncinya adalah sudut pandang, bahwa senang dan susah merupakan cara seseorang memandang sebuah masalah atau peristiwa yang sedang dihadapi. 

Jatuh dari motor, boleh jadi sebuah kesusahan. Tapi bagi seorang pembalap, jatuh dari motor merupakan langkah menuju kesuksesan. 

Saat diri berada dalam kesenangan hidup, hendaknya menggunakan kesenangan tersebut dengan sebaik-baiknya. Besarkan rasa syukur di dalam hati, wujudkan dalam perbuatan. 

Saat diri berada dalam kesusahan hidup, hendaknya perkuat rasa sabar di dalam hati. Manifestasikan kesabaran dalam perilaku sehari-hari, bahwa seorang manusia siap diberikan kesenangan ataupun kesusahan. 

Sama ketika seseorang menjadi guru, mesti senang bertemu murid. Walaupun agak susah ketika membaca slip gaji.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun