Mohon tunggu...
Ega Wahyu P
Ega Wahyu P Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Seorang pengelana dari negeri Khatulistiwa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ambil Nasionalismemu Sekarang!

22 Januari 2023   09:00 Diperbarui: 22 Januari 2023   09:10 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekolah itu salah satu cara untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme setiap individu. 

Walaupun hal tersebut masih bisa dibantah jika merujuk sejarah terdahulu. 

Misalnya, para pejuang yang lampau punya nasionalisme, bahkan lebih besar dan telah diwujudkan dengan mengorbankan jiwa raganya untuk negeri ini. 

Padahal mereka dulu tidak bersekolah. Atau bisa saja bersekolah, tapi tidak senikmat bersekolah di masa kini. 

Anak sekarang sulit mengerti arti cinta pada negara. 

Boleh jadi karena memang lingkungan tidak mendukung untuk hal tersebut. Atau ada kemungkinan guru yang mengajar tidak menekankan aspek nasionalisme. 

Guru terlalu sibuk mengisi presensi kehadiran, menyusun perangkat administrasi, serta mengelola nilai 'gaib' daripada membangun generasi emas bersayap Garuda. 

Lihatlah apa yang dilakukan warga sekolah sehari-hari, tidak lebih dari menjalankan hal-hal yang bersifat formalitas saja. 

Perjuangan mereka tidak seperti pejuang kemerdekaan, larut dalam kobaran semangat, tiada henti berjuang hingga titik darah penghabisan. 

Anak-anak hanya diminta untuk habiskan masa mudanya dengan belajar, kuasai ilmu pengetahuan dan teknologi, perkuat nasionalisme melalui berbagai kegiatan positif. 

Nyatanya, ada ketakutan dan kekhawatiran akan kemiskinan. 

Itu saja problemnya. 

Coba lihat para guru di sekolah, mereka takut kelaparan dan kesusahan, tidak bisa beli susu untuk anaknya. 

Alhasil, mengajar tidak maksimal, tugas sekadar selesai, prestasi kian menurun, semuanya bermuara pada kualitas output yang dibawah harapan. 

Anak didik pun demikian, menganggap sekolah hanya isu belaka. Toh sudah banyak kesuksesan yang dicontohkan tanpa harus bersusah payah di dunia sekolah. 

Kenyataannya memang demikian, tidak bisa menyalahkan siapapun, apapun dan dimanapun. 

Jika masih ada waktu, ambil saja nasionalisme setiap individu itu. Kumpulkan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan. 

Khawatir, beberapa tahun ke depan, sekolah bukan tempat yang baik lagi untuk mengasah nasionalisme dan semangat bela negara.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun