Nyatanya, ada ketakutan dan kekhawatiran akan kemiskinan.Â
Itu saja problemnya.Â
Coba lihat para guru di sekolah, mereka takut kelaparan dan kesusahan, tidak bisa beli susu untuk anaknya.Â
Alhasil, mengajar tidak maksimal, tugas sekadar selesai, prestasi kian menurun, semuanya bermuara pada kualitas output yang dibawah harapan.Â
Anak didik pun demikian, menganggap sekolah hanya isu belaka. Toh sudah banyak kesuksesan yang dicontohkan tanpa harus bersusah payah di dunia sekolah.Â
Kenyataannya memang demikian, tidak bisa menyalahkan siapapun, apapun dan dimanapun.Â
Jika masih ada waktu, ambil saja nasionalisme setiap individu itu. Kumpulkan menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan.Â
Khawatir, beberapa tahun ke depan, sekolah bukan tempat yang baik lagi untuk mengasah nasionalisme dan semangat bela negara.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H