Dalam dunia kerja, memiliki rekan yang baik dan pengertian adalah dambaan setiap pegawai. Tujuannya agar menciptakan lingkungan kerja yang sehat, semangat dan selalu ceria.Â
Tetapi orang bekerja tidak semuanya termotivasi karena ingin mencari uang, misalnya dia hanya kerja sebab ingin mendapatkan sensasi.Â
Ada seorang pelayan restoran, dia bekerja selalu diantar supir dengan mobil pribadi. Setelah diselidiki, ternyata dia anak orang kaya dan bekerja hanya mengisi waktu saja. Alhasil, cara bekerjanya tidak maksimal, malas-malasan, tentunya merugikan perusahaan. Akhirnya dipecat.Â
Ada seorang karyawan di sebuah perusahaan, yang bekerja hanya ingin mencari teman. Saat di kantor, kerjaannya hanya bicara dengan teman, makan dan minum, nongkrong setelah kerja. Entah manusia seperti ini masuk kategori pekerja yang mana.Â
Ada pula yang kerja karena benar-benar mencari rezeki. Dia datang, bekerja sesuai tupoksi, pulang setelah jam kantor berakhir.Â
Manusia jenis terakhir ini yang sebaiknya diikuti, bekerja sesuai deskjob saja. Â
Tapi semakin lama bekerja, segala macam problematika muncul. Rasa iri dengki mulai hadir di setiap hati karyawan.Â
Mereka yang perkerjaannya banyak, iri kepada karyawan yang pekerjaannya sedikit.Â
Mereka yang sering lembur, iri dengan karyawan yang pulang tepat waktu.Â
Semua hal itu bisa saja terjadi, bahkan pada diri kita sendiri. Rasa iri dengki, ketidakpuasan, tamak, semua sisi negatif manusia muncul ke permukaan.Â
Sebenarnya hal tersebut masih dalam kategori wajar, karena bentuknya rasa. Beda cerita kalau rasa itu berwujud perbuatan, bahaya jadinya.Â
Misalnya, iri dengan teman yang selalu pulang awal, dikempesin ban motornya. Ini sudah keterlaluan, dan niat mencelakakan.Â
Agar hidup tenang, bekerja saja dengan kerjaan yang sudah diberikan atasan. Tidak perlu mengobok-obok kerjaan rekan sendiri, nantinya sakit sendiri, luka sendiri, marahnya ke orang lain.Â
Urusan rezeki sudah ada yang mengatur, urusan sikap adalah pilihan manusia. Bersikap bijak adalah pilihan yang tepat daripada terus berbicara tanpa makna yang jelas.***
Â