"Iya benar, saya Ayahnya."
"Abay dimana ya pak?"
Aku mendengar suara yang tidak asing langsung bergegas menghampiri. Benar saja, itu adalah pak Rahmad, pakai huruf D. Aku bertemu dengannya dua hari lepas di salah satu persimpangan jalan menuju sekolah.
"Oh pak Rahmad. Masuk pak." Aku mempersilakannya masuk.
Ayah kembali ke pertapaannya, membiarkan aku dan pak Rahmad di ruang tamu.
"Sudah jadi?" Pak Rahmad memulai obrolan.
"Sudah pak, sekitar 20 menit yang lalu. Sebentar saya ambil."
Aku kembali ke kamar, mengambil lukisan yang telah jadi.
"Wah bagus juga ya. Ini maharnya. Terima kasih ya. Saya mau lanjut dulu."
"Sama-sama pak Rahmad. Terima kasih juga ya."
"Assalamualaikum" Pak Rahmad pamit hendak pulang.