Mohon tunggu...
wahyuprasetyo
wahyuprasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program Studi Ekonomi Syari'ah

Ekonomi Syari'ah UIN Sunan Kudus

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pelan Tapi Pasti: Mewujudkan Kesetaraan Gender di Tengah Budaya Patriarki

6 Desember 2024   18:38 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:12 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut penulis pada akhirnya, jika budaya patriarki ini terus dipertahankan tanpa ada usaha untuk mengubahnya atau menyesuaikannya dengan perkembangan zaman, maka ketidakadilan terhadap perempuan akan terus terjadi. Hal ini karena penerapan budaya patriarki sebenarnya sudah diajarkan dan ditanamkan sejak usia dini. Jika budaya patriarki tetap ada dan tidak ada upaya untuk mengubahnya, maka perempuan akan terus merasa tertindas, terutama dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Maka penulis ingin agar masyarakat tidak menganggap masalah budaya patriarki tersebut sebagai masalah biasa karena akan berdampak sangat luas dan mendalam terhadap kehidupan individu maupun masyarakat. Oleh karena itu, kita perlu mewujudkan kesetaraan gender dalam budaya patriarki.

Mewujudkan kesetaraan gender dalam budaya patriarki memang bukan hal yang mudah, tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Dengan melibatkan semua pihak, baik laki-laki dan perempuan untuk berkomitmen terhadap perubahan, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil, tanpa memandang jenis kelamin. Karena setiap laki-laki dan perempuan harus mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang, belajar, dan mencapai impian mereka. Itulah yang sesungguhnya dimaksud dengan kesetaraan gender, dan kita semua bisa berperan dalam mewujudkannya.

Dapat disimpulkan bahwa mewujudkan kesetaraan gender dalam budaya patriaki merupakan tantangan besar dan membutuhkan perubahan yang mendalam dalam budaya, pendidikan, dan kebijakan. Budaya patriaki yang membatasi hak perempuan harus diubah dengan membiarkan kesempatan yang setara, mulai dari pendidikan yang mengajarkan nilai-nilai kesetaraan hingga penegakan hukum yang melindungi perempuan. Pembagian tugas yang adil di rumah tangga dan tempat kerja, serta penghapusan peran tradisional yang membebani perempuan, akan mempercepat perubahan ini. Kesetaraan gender dapat tercapai jika semua pihak, baik laki-laki dan perempuan, berkomitmen untuk mendukung perubahan dan mewujudkan masyarakat yang adil dan setara.

DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati, Y. (2021). Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Pendidikan Dan Tata Sosial. IJouGS: Indonesian Journal of Gender Studies, 1(2), 1--14. https://doi.org/10.21154/ijougs.v1i2.2317

Suryanata, I. W. F. (2022). Pengaruh Budaya Patriarki terhadap Perceraian dalam Masyarakat Hindu Bali. Jurnal Hukum Agama Hindu, 12(2), 1--23.

Syahputra, D. D., Bangun, M. B., & Handayani, S. M. (2023). Budaya Patriarki Dan Ketidaksetaraan Gender Dalam Pendidikan Di Desa Bontoraja, Kabupaten Bulukumba. Sustainable Jurnal Kajian Mutu Pendidikan, 6(2), 608--616. https://doi.org/10.32923/kjmp.v6i2.4028

Widhiyana, M. (2024). Pengaruh Budaya Patriarki Terhadap Kesetaraan Gender Dalam Keluarga Hindu. Belom Bahadat, 14(1), 83--99. https://doi.org/10.33363/bb.v14i1.1179

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun