Mohon tunggu...
Wahyuni Yuni
Wahyuni Yuni Mohon Tunggu... Guru - Tenaga Pendidik SDN Dukuh Menanggal I/424 Surabaya

Seorang pendidik di sekolah negeri di Kota Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demonstrasi Kontektual - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran (Wahyuni)

23 September 2021   09:20 Diperbarui: 23 September 2021   11:50 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demonstrasi Kontektual - Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran - Oleh : Wahyuni 

Fasilitator : Anastasia Moertodjo 

Pengajar Praktik : Puguh Handoyo

Menjadi bagian dari Program Pendidikan Guru Penggerak angkatan 2 ini adalah sebuah anugerah tak terkira, banyak ilmu dalam dunia pendidikan yang didapatkan. Di bulan ke-5 ini sampailah pada modul 3.1 yakni "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran". Di dalam modul ini kita harus berselancar dengan Dilema Etika dan Bujukan Moral yang sering kita jumpai dalam keseharian Kita sebagai Guru baik itu dengan murid, dengan sesama rekan kerja, dengan orang tua murid, dan atau dengan pemangku kebijakan. 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, ketika kita harus dihadapkan pada pengambilan keputusan, pernahkah kita bingung? atau ragu? atau takut mengambil sikap? atau bimbang dengan keputusan yang akan kita ambil? apakah ada ganjalan dari dalam diri? apakah pilihan keputusannya sudah tepat? apakah tidak merugikan? atau malah mengenakkan? siapakah yang harus terlibat? apakah tidak merugikan kepentingan lainnya? Pertanyaan-pertanyaan itu mungkin pernah dan sering muncul pada diri kita saat kita harus menentukan pilihan atau mengambil keputusan. 

Di modul 3.1 ini CGP diajak mengasah keterampilannya dalam berpikir dan mampu menentukan sikap pengambilan keputusan atas masalah-masalah riil yang dikemukakan dalam diskusi virtual baik lisan maupun tulisan. 

A. Perbedaan Bujukan Moral dan Dilema Etika

  • Bujukan Moral adalah sebuah keadaan di mana seseorang dihadapkan pada situasi benar dan salah
  • Dilema Etika adalah sebuah keadaan yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara 2 pilihan secara moral benar tetapi bertentangan.

B. 4 Paradigma dalam Pengambilan Keputusan

  • Individu lawan Masyarakat (Indvidual vs Community). Ada pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya.
  • Kebenaran lawan Kesetiaan (Truth vs Loyalty). Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. 
  • Rasa Keadilan lawan Kasihan (Justice vs Mercy). Ada pilihan antara mengikuti aturan tertulis (kesepakatan) atau tidak mengikuti sepenuhnya. 
  • Jangka panjang lawan Jangka Pendek (Short term vs Long term). Paradigma ini sering terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. 

C. 3 Prinsip Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan ada 3 prinsip yang melandasinya. Ketiga prinsip ini sering kali membantu dalam menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan yang harus dihadapi dalam dunia saat ini (Kidder, 2009, hal 144). Ketiga Prinsip tersebut adalah : 

  • Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking). Fokus untuk mencapai kebaikan terbesar untuk kepentingan orang terbanyak. Ultitarianism adalah mengerjakan apa yang dapat menghasilkan kebaikan terbesar untuk jumlah orang terbanyak. Prinsip ini berpatokan pada institusi bukan pada kepentingan individu. 
  • Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking). Bukan berpusat pada konsekuensi atau hasil akhir tetapi berpusat pada apa tugas atau kewajiban yang kita lakukan. Seseorang akan bertindak sesuai peraturan yang berlaku dan berharap orang lain mengikuti sesuai dirinya. 
  • Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Dalam budaya etika memberikan batasan-batasan pada tindakan kita, mendukung agar diri kita memikirkan kepentingan orang lain, banyak melibatkan empati seseorang terhadap pihak lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun