Mohon tunggu...
Wahyuni Yulianti
Wahyuni Yulianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya memiliki hobi mendengarkan musik dan menulis. Konten favorit saya biasanya mengenai KPop, hewan terutama kucing, dan beberapa berita terkait kasus yang ramai dibicarakan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Hutan Mangrove Menjadi Tempat Ekonomi Kreatif (BJBR)

29 September 2023   05:28 Diperbarui: 29 September 2023   05:53 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pendahuluan

Hutan mangrove merupakan jenis keragaman hayati yang sudah diakui internasional. Hutan mangrove bisa disebut juga sebagai hutan bakau. Tempat tumbuhnya mangrove atau bakau ini terdapat di antara dataran dan laut.

Ekosistem ini memiliki banyak manfaat bagi ekologi maupun sosial. Manfaat pertama yaitu sebagai penahan ombak pantai yang tinggi dan abrasi pantai, karena memiliki akar yang kuat. Kedua, pohon mangrove mampu menjaga kualitas air laut.

Ketiga, pohon mangrove mampu membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, karena tanah dan jaringan tanamannya dapat menyimpan karbon. Keempat, habitat beberapa ikan, kepiting, mamalia dan burung berada pada hutan mangrove.

Kemudian manfaat yang terakhir yaitu sebagai penghasil ekonomi warga pesisir. Banyak warga pesisir bermata pencaharian sebagai nelayan di perairan hutan mangrove. Selain nelayan, hutan mangrove dapat dijadikan sebagi objek wisata yang menguntungkan warga pesisir.

Namun, kini terdapat beberapa oknum tidak bertanggung jawab yang merusak ekosistem indah ini. Pencemaran menjadi kasus berat dalam perusakan ekosistem ini. Padahal hutan mangrove berperan besar dalam keseimbangan lingkungan.

Jika hutan mangrove rusak, maka rantai makanan bisa terganggu. Hal ini dikarenakan hutan mangrove menyediakan tempat perkembangan bagi beberapa spesies ikan yang akan ditangkap oleh nelayan.

Pelestarian ekosistem hutan mangrove ini perlu menjadi perhatian. Generasi mendatang tentunya juga ingin mengetahui tentang ekosistem ini.

Berbicara mengenai manfaat hutan mangrove, sudah dijelaskan bahwa ekosistem ini membantu mata pencaharian warga pesisir. Maka hutan mangrove dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi kreatif.

Pelestarian hutan mangrove dan manfaat ekonomi sosial dapat berjalan secara signifikan, jika transformasi hutan mangrove menjadi ekonomi kreatif diwujudkan. Hutan mangrove dapat menjadi destinasi menarik dengan sentuhan seni di dalamnya.

Hutan Mangrove Sebagai Harta Tersembunyi

Kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan pada zaman ini, tidak hanya untuk masa sekarang, tetapi dalam masa yang berkelanjutan. Salah satunya mengenai pelestarian terhadap hutan mangrove ini.

Pelestarian hutan mangrove sebelumnya memang berfokus pada kegunaan ekosistem, tetapi pada abad ke-21 ini, pemikiran tersebut telah dimodifikasi. Pelestarian hutan mangrove ini diharapkan juga dapat melihat peluang di bidang ekonomi

Transformasi hutan mengrove ini dapat menjadi pendekatan pelestarian lingkungan, bukan hanya dalam konteks ekosistem, tetapi juga sebagai keberlanjutan ekonomi kreatif. Hal ini dapat menguntungkan dari sisi ekosistem dan juga ekonomi.

Lapangan pekerjaan baru dapat muncul tanpa harus merusak hutan mangrove. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi warga pesisir. Mata pencaharian warga pesisir bisa lebih beragam.

Maka dari itu, jika pengelola transformasi hutan mangrove ini adalah orang luar, harus lah mendahulukan keuntungan kepada warga pesisir yang tinggal. Jangan sampai ada perpecahan bangsa hanya karena keuntungan sebelah pihak.

Study Kasus Nyata

Probolinggo terkenal dengan wisata alamnya berupa gunung Bromo. Tidak hanya di kalangan masyarakat Indonesia, tetapi terkenal luas di penjuru dunia. Banyak turis asing singgah di gunung Bromo sebagai salah satu destinasinya.

Selain Bromo, terdapat wisata alam berupa hutan mangrove. Tepatnya berada di Pelabuhan PPP Mayangan, Wisata Primadona, Mangunharjo, Mayangan, Mangunharjo, Kec. Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.

Wisata ekosistem tersebut bernama BeeJay Bakau Resort atau sering disebut BJBR. Awal mula terbangunnya BJBR ini adalah pemikiran dari tiga serangkai pada 2012. Tiga serangkai tersebut adalah Benjamin Mangitung, Justinus Tan dan Juda Mangitung.

BJBR ini awalnya merupakan tempat yang dipenuhi tumpukan sampah. Keprihatinan tiga serangkai tersebut memunculkan inisiatif untuk membersihkan kawasan tersebut. Ketiga serangkai tersebut tidak hanya berhenti di situ.

Tiga serangkai ini lalu berinisitif membangun wisata alam yang berdampak pada ekonomi secara berkelanjutan. Kini inovasi ketiga serangkai tersebut menghasilkan wahana ekowisata yang populer dan bahkan menjadi salah satu ikon kota Probolinggo.

BJBR merupakan rokomendasi tempat wisata yang edukatif dan menghibur. BJBR menghadirkan tempat wisata yang ekosotik, nyaman dan tentunya pengalaman liburan di dalam alam.

Berbagai tempat destinasi instagramable dapat dikunjungi di dalam BJBR. Seperti Jembatan DeeNa, Patung Kuda Troya, Globe Raksasa, Taman Bunga Matahari dan masih banyak lagi. Ada ikon baru BJBR yang diluncurkan pada Juni lalu, yaitu BeeJay Kincir Sebitan.

Selain tempat instagramable, BJBR juga menyediakan fasilitas seperti musholla di atas air, ruang serbaguna BJSS dan outbond. Banyak instansi pendidikan yang mengunjungi BJBR sebagai acara study tour sekolah.

Dengan munculnya BJBR, pelestarian hutan mangrove dapat diwujudkan dan sejalan dengan ekonomi yang berkelanjutan. Para warga pesisir sekitar juga mendapatkan lapangan pekerjaan baru karena banyaknya pengunjung.

Letak BJBR ada di dalam Pelabuhan, sehingga para pengunjung juga seringkali mampir ke Pelabuhan. Biasanya para pengunjung ini pergi untuk membeli ikan segar yang baru saja ditangkap nelayan.

Para pengunjung juga ada saja yang membeli makanan para pedagang kecil di luar tempat wisata BJBR, karena harganya lebih murah memang daripada di dalam BJBR itu sendiri.

Selain itu, BJBR mampu menjadi ikon kota Probolinggo sehingga berpotensi dikenal oleh dunia. Inovasi seperti ini harus dipertahankan kosnsistensinya agar tetap bertahan dalam waktu panjang.

Kesimpulan 

Pelestarian hutan mangrove perlu diperhatikan di Indonesia ini. Banyak manfaat yang diperoleh dari hutan mangrove, baik itu bagi alam maupun manusia. Sangat disayangkan bila aktfitas manusia yang tidak bertanggung jawab merusak ekosistem indah ini.

Padahal hutan mangrove sangat berpotensi sebagai sumber ekonomi kreatif. Warga pesisir juga dapat terbantu dengan adanya inovasi ekonomi kreatif. Hal ini juga dapat sekalian menjadi media dalam mengenalkan budaya Indonesia pada dunia.

BJBR sebagai study kasus mengenai transformasi hutan mangrove tersebut, menjelaskan bahwa pelestarian lingkungan dapat berjalan signifikan dengan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun