BJBR merupakan rokomendasi tempat wisata yang edukatif dan menghibur. BJBR menghadirkan tempat wisata yang ekosotik, nyaman dan tentunya pengalaman liburan di dalam alam.
Berbagai tempat destinasi instagramable dapat dikunjungi di dalam BJBR. Seperti Jembatan DeeNa, Patung Kuda Troya, Globe Raksasa, Taman Bunga Matahari dan masih banyak lagi. Ada ikon baru BJBR yang diluncurkan pada Juni lalu, yaitu BeeJay Kincir Sebitan.
Selain tempat instagramable, BJBR juga menyediakan fasilitas seperti musholla di atas air, ruang serbaguna BJSS dan outbond. Banyak instansi pendidikan yang mengunjungi BJBR sebagai acara study tour sekolah.
Dengan munculnya BJBR, pelestarian hutan mangrove dapat diwujudkan dan sejalan dengan ekonomi yang berkelanjutan. Para warga pesisir sekitar juga mendapatkan lapangan pekerjaan baru karena banyaknya pengunjung.
Letak BJBR ada di dalam Pelabuhan, sehingga para pengunjung juga seringkali mampir ke Pelabuhan. Biasanya para pengunjung ini pergi untuk membeli ikan segar yang baru saja ditangkap nelayan.
Para pengunjung juga ada saja yang membeli makanan para pedagang kecil di luar tempat wisata BJBR, karena harganya lebih murah memang daripada di dalam BJBR itu sendiri.
Selain itu, BJBR mampu menjadi ikon kota Probolinggo sehingga berpotensi dikenal oleh dunia. Inovasi seperti ini harus dipertahankan kosnsistensinya agar tetap bertahan dalam waktu panjang.
KesimpulanÂ
Pelestarian hutan mangrove perlu diperhatikan di Indonesia ini. Banyak manfaat yang diperoleh dari hutan mangrove, baik itu bagi alam maupun manusia. Sangat disayangkan bila aktfitas manusia yang tidak bertanggung jawab merusak ekosistem indah ini.
Padahal hutan mangrove sangat berpotensi sebagai sumber ekonomi kreatif. Warga pesisir juga dapat terbantu dengan adanya inovasi ekonomi kreatif. Hal ini juga dapat sekalian menjadi media dalam mengenalkan budaya Indonesia pada dunia.
BJBR sebagai study kasus mengenai transformasi hutan mangrove tersebut, menjelaskan bahwa pelestarian lingkungan dapat berjalan signifikan dengan ekonomi.