Mohon tunggu...
Jessika Ahali Jannah
Jessika Ahali Jannah Mohon Tunggu... Editor - mahasiswa

saya adalah mahasiswa di yogyakarta dengan domisili pondok pesantren krapyak. Saya adalah pribadi yang menyenangkan serta asik, saya juga sabar dan teliti baik dalam bersikap maupun berbicara.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lentera yang Bersembunyi

3 Desember 2024   07:00 Diperbarui: 3 Desember 2024   07:02 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kau baca semua buku ini?” tanyaku heran.

Ia menatapku sekilas. “Ya”

“Kau tak muak melihat mereka?”

Sesaat dia memperhatikan lagi. “Aku lebih muak melihatmu dari pada mereka.” ucapnya.

Aku terkekeh pelan. Maher hanya sibuk dengan teh panasnya sedari tadi. Sedangkan aku berjalan ke rak buku miliknya untuk melihat buku-buku dengan sampul ukiran arab gundul yang sempat menarik perhatianku.

“Apa yang kau baca dengan buku-buku sejarah atau buku filsafat ini? Tak berguna mereka dikehidupan kita saat ini. Kau kuno! Haha…”

Tawaku berderai memecah keheningan malam, sebelum kemudian berhenti karena gagang sapu yang menyentuh kasar kepalaku. Aku meringis kesakitan.

“Bodoh! Sepertinya seekor rayap pun akan lebih pandai darimu karena ia lebih sering memakan bukuku”

“Heran aku dengan generasi zaman sekarang. Mereka berpikiran layaknya buku adalah musuh bebuyutan. Pantas saja mereka tidak punya cita-cita, tidak berpendidikan, dan tidak mencerminkan sebagaimana sikap santri pada masyarakat,” tambahnya, lebih panjang dari yang ku perkirakan. Aku hanya duduk diam seperti seorang murid yang sedang diceramahi oleh gurunya.

“Tak ada yang gemar membaca. Padahal buku adalah sumber segala ilmu pengetahuan, bahkan membaca satu katapun akan membawamu kejalan yang benar,”

“Malahan santri-santri sekarang banyak yang jadi berandal, contohnya kau ini! Senangnya malah menggoda santriwati yang lewat didepan angkringan. Dizamanku dulu tak ada yang seperti itu,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun