Jakarta, 14 Juni 2023
MGMP Bahasa Indonesia SMP Provinsi DKI Jakarta mengadakan kegiatan workshop pemetaam tujuan pembelajaran dan penulisan modul ajar dalam rangka implementasi kurikulum merdeka. Â Kegiatan ini akan mendapatkan sertifikat 32 JP dan materi pemetaan tujuan pembelajaran dan modul ajar yang disusun oleh para peserta.Â
Kegiatan ini dimulai dari pukul 08.00-16.00 WIB selama empat hari yakni dari tanggal 14-17 Juni 2023 di SMPN 115 Jakarta dan Perpustakaan Nasional. Adapun narasumber dalam kegiatan workshop ini adalah Sholeh Ibrahim, M.Pd. Beliau seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Tanggerang dan Universitas Terbuka. Beliau juga merupakan instruktur nasional kurikulum merdeka.Â
Pada hari pertama, kegiatan dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Â dan sambutan-sambutan yang disampaikan oleh ketua pelaksana yaitu Ibu Sri Widiningsih, M.Pd. Beliau menyampaikan tujuan kegiatan workshop ini adalah agar semua guru Bahasa Indonesia mampu menulis modul ajar secara mandiri.
Sambutan kedua disampaikan oleh ketua MGMP DKI Jakarta yakni Ibu Masrifah, S.Pd. Beliau sangat berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar dan membuahkan hasil yang diharapkan. Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari MKKS dan P4 Bahasa Indonesia dengan memberikan narasumber yang handal di bidangnya selama 3 hari ke depan.Â
Sambutan ketiga disampaikan oleh ketua MKKS Provinsi DKI Jakarta, Pak Sutrisno. Beliau menyapa semua peserta yang hadir dalam kegiatan workshop ini. Beliau sangat bersyukur atas Kegiatan ini.Â
Beliau adalah pelaksana sekolah penggerak pertama di DKI Jakarta yang sangat mengetahui bagaimana lika liku  kurikulum merdeka. Pesan dari ketua adalah untuk para peserta adalah ayo berubah menjadi guru yang lebih baik dalam mengajar. Pembentukan karakter dan kompetensi siswa adalah tujuan kurikulum merdeka. Metode ceramah sebaiknya dihilangkan dalam metode pengajaran yang dilakukan oleh guru. Beliau mengajak guru DKI Jakarta untuk memajukan pendidikan dengan implementasi kurikulum merdeka di wilayah masing-masing. Sebelum membuka kegiatan ini, beliau berpesan agar peserta menjadi guru yang menginspirasi para siswa. Tepat pukul 09.22 WIB, beliau membuka  kegiatan ini dengan mengetukkan mix sebanyak dua kali.Â
Kegiatan pembukaan ditutup dengan doa yang dipimpin oleh salah satu peserta pada kegiatan workshop.Â
Tepat pukul 09.55 WIB, Ibu Dra. Emy Priyanti, M.Pd sebagai moderator pada kegiatan hari pertama, membuka materi pertama dengan pantun yang sangat cakeeep.Â
Sang moderator memberikan waktu kepada narasumber dengan membacakan CV Â narasumber terlebih dahulu. Betapa terkagum-kagumnya Ibu moderator membacakan CV narasumber yang terbilang masih usia muda namun dengan segudang prestasi yang dimiliki.
Setelah diberikan waktu, Pak Sholeh sebagai narasumber langsung menyapa peserta dan memberikan dalam bentuk G-Drive yang dikirimkan ke masing-masing ketua MGMP wilayah.Â
Dalam materi pertama, narasumber mengajak peserta berdiskusi karena beliau lebih menyukai diskusi dibandingkan ceramah di depan para peserta yang notabene para guru. Beliau membuka G-Drive yang sudah dibagikan. Menjelaskan bagaimana capaian pembelajaran diturunkan menjadi tujuan pembelajaran dan diturunkan menjadi modul ajar.Â
Menurutnya capaian pembelajaran cukup mengcopy paste dari salinan 033 kemudian diturunkan menjadi Tujuan Pembelajaran. Â Teknisnya sama dengan kurikulum 13 dimana guru harus membuat indikator pencapaian kompetensi dengan tiga tahapan yaitu indikator kunci, indikator pendukung, dan indikator pengayaan.Â
Pak Soleh mencontohkan pemetaan tujuan pembelajaran yang dipadukan dengan buku paket yang dipakai sebagai buku panduan siswa di kelas.Â
Kemudian Pak Sholeh membahas sekilas materi tentang diferensiasi pembelajaran yang merupakan ciri dari kurikulum merdeka dimana pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa. Beliau juga menjelaskan bahwa dalam membuat modul ajar, seorang guru harus memerhatikan kebutuhan siswa apalagi jika dalam kelas tersebut terdapat siswa yang berkebutuhan khusus atau sering disebut dengan siswa inklusi.Â
Banyak pertanyaan yang muncul tentang diferensiasi pembelajaran ini dimulai dari apakah kalimat diferensiasi pembelajaran harus terlihat dalam modul ajar atau hanya tersirat saja? Bagaimana pembuatan modul untuk siswa inklusi? Apa yang menjadi acuan dalam pembuatan modul ajar? dan masih banyak pertanyaan yang muncul.Â
Semua pertanyaan yang muncul dikembalikan terlebih dahulu kepada peserta lain sebelum dikuatkan oleh Pak Soleh. Metode yang beliau lakukan sebenarnya menunjukkan bahwa mengajar itu tidak harus menggunakan teknik ceramah karena membosankan tetapi bisa menggunakan teknik diskusi agar siswa berpikir kritis sehingga terwujudlah dimensi pancasila yakni berpikir kritis. Ada beberapa peserta yang menanggapi pertanyaan tersebut, salah satunya Ibu Emy yang menanggapi pertanyaan kalimat diferensiasi pembelajaran bahwa tidak perlu dimuculkan dalam modul ajar, cukup secara tersirat saja. Kemudian  Ibu Sukkarwati, beliau menanggapi pertanyaan tentang modul ajar. Menurutnya, pembuatan modul ajar tidak perlu dibuat dua ketika di dalam kelas ada siswa yang inklusi, hanya dibuatkan catatan bahwa untuk siswa inklusi ada perbedaan asesmen.Â
Tanggapan tersebut dijelaskan kembali oleh Pak Soleh bahwa kalimat diferensiasi pembelajaran tidak perlu dimunculkan. Untuk pertanyaan tentang modul ajar, jika siswa inklusi ini berhubungan dengan intelegensi, maka guru wajib membuat dua  modul ajar berbeda, yang satu untuk siswa reguler, dan yang satu untuk siswa inklusi.Â
Pertanyaan ketiga dijawab langsung oleh pak Soleh yakni acuan utama membuat modul ajar adalah capaian pembelajaran yang dibuatkan oleh Kemendikbudristek melalui permendikbud nomor 033 tahun 2022.
Di sela-sela penjelasan, kepala SMPN 115 datang. Beliau menyempatkan diri untuk memberikan sambutan yang tertunda di kegiatan pembukaan. Ada tiga hal yang disampaikan oleh kepala SMPN 115:
1. Guru hebat adalah guru yang  mampu berkolaborasi
2. Diferensiasi pembelajaran akan muncul ketika di awal pembelajaran dilakukan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Harapan kepala SMPN 115 peserta mampu mengimplementasikan yang didapat pada workshop ini kepada teman-teman di MGMP wilayah masing-masing. Â
3. Ucapan terima kasih kepada para peserta yang telah bersedia semangat  mengikuti kegiatan workshop pada hari ini. Karya adalah harkat dan martabat guru.Â
Materi dilanjutkan dengan pembahasan pertanyaan pemantik. Pertanyaan pemantik itu adalah pertanyaan yang dibuat untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari. Pertanyaan pemantik tidak membutuhkan kisi-kisi karena bertanya tentang hal ringan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.Â
Komponen yang wajib ada di modul ajar adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen. Pengembangan yang kreatif  boleh diterapkan dalam modul ajar.Â
Di akhir pertemuan, Pak Soleh memberikan kesimpulan pada pembelajaran hari pertama yaitu:
a. Capaian pembelajaran adalah perpaduan KI dan KD.
b. ATP adalah silabus, berisi CP, TP, materi, alokasi waktu, dan metode pembelajaran.
c. Modul ajar adalah RPP lengkap. Komponen wajib ada tiga, selebihnya adalah komponen sunah.Â
d. Materi boleh disesuai dengan karakteristik siswa di fase D, artinya materi teks deskripsi boleh diajarkan pada kelas 8 atau kelas 9 karena masih ada pada fase D.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H