Tanggapan tersebut dijelaskan kembali oleh Pak Soleh bahwa kalimat diferensiasi pembelajaran tidak perlu dimunculkan. Untuk pertanyaan tentang modul ajar, jika siswa inklusi ini berhubungan dengan intelegensi, maka guru wajib membuat dua  modul ajar berbeda, yang satu untuk siswa reguler, dan yang satu untuk siswa inklusi.Â
Pertanyaan ketiga dijawab langsung oleh pak Soleh yakni acuan utama membuat modul ajar adalah capaian pembelajaran yang dibuatkan oleh Kemendikbudristek melalui permendikbud nomor 033 tahun 2022.
Di sela-sela penjelasan, kepala SMPN 115 datang. Beliau menyempatkan diri untuk memberikan sambutan yang tertunda di kegiatan pembukaan. Ada tiga hal yang disampaikan oleh kepala SMPN 115:
1. Guru hebat adalah guru yang  mampu berkolaborasi
2. Diferensiasi pembelajaran akan muncul ketika di awal pembelajaran dilakukan asesmen diagnostik kognitif dan non kognitif. Harapan kepala SMPN 115 peserta mampu mengimplementasikan yang didapat pada workshop ini kepada teman-teman di MGMP wilayah masing-masing. Â
3. Ucapan terima kasih kepada para peserta yang telah bersedia semangat  mengikuti kegiatan workshop pada hari ini. Karya adalah harkat dan martabat guru.Â
Materi dilanjutkan dengan pembahasan pertanyaan pemantik. Pertanyaan pemantik itu adalah pertanyaan yang dibuat untuk mengaitkan materi yang akan dipelajari. Pertanyaan pemantik tidak membutuhkan kisi-kisi karena bertanya tentang hal ringan yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.Â
Komponen yang wajib ada di modul ajar adalah tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen. Pengembangan yang kreatif  boleh diterapkan dalam modul ajar.Â
Di akhir pertemuan, Pak Soleh memberikan kesimpulan pada pembelajaran hari pertama yaitu:
a. Capaian pembelajaran adalah perpaduan KI dan KD.
b. ATP adalah silabus, berisi CP, TP, materi, alokasi waktu, dan metode pembelajaran.