Mohon tunggu...
Wahyu Nanda Sari
Wahyu Nanda Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Mahasiswa Universitas Islam Sultan Agung Semarang | Alumni Kelas Beasiswa Timah Learning Center SMAN 1 Pemali | Duta Anak Kab. Bangka Selatan 2016 | Purna Jambore Nasional X 2016 | Purna Kemah Budaya Nasional VII 2016 | Purna SWBB Nasional 2018 | Purna KEPAKNAS V 2019

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PUBG for Democracy

30 Desember 2022   13:00 Diperbarui: 30 Desember 2022   13:07 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu penulis berpendapat jika ketiga hal tersebut dapat diwujudkan dengan baik maka generasi milenial yang di miliki Indonesia akan lebih bersemangat dalam menghadapi tantangan dan perubahan ini. Demokrasi yang diinginkan generasi milenial akan melekat dan selalu di ingat oleh mereka, generasi milenial akan menjadi contoh untuk generasi selanjutnya. 

Seperti generasi platinum atau bahkan jika infrastruktur dan semua yang diwacanakan sesuai realita, negara Indonesia bisa menjadi negara yang siap menghadapi generasi gold di tahun 2045 mendatang atau tepat satu abad Indonesia merdeka. "Ini benar-benar untuk masa depan mereka" ungkap Ketua Indonesia Diaspora Network Global (IDN Global), Dino Pati Djalal pada 11 Februari 2019 lalu yang di kutip oleh KOMPAS.com "karena Indonesia 100 tahun nanti ada di puncak usia produktif mereka. Mereka akan berumur 40-51 tahun, jadi memang ini dokumen untuk mereka" lanjutnya.

Jika Indonesia sukses mengatur kepentingan generasi milenial maka Indonesia akan meneruskan kebijakannya bahkan semakin baik lagi untuk mempersiapkan generasi gold di masa depan. Generasi milenial harus mencontoh kata mutiara yang di sampaikan oleh salah satu the founding fathers Indonesia untuk melucuti tekad dan semangat mereka "hanya ada satu negeri yang menjadi tanah airku, yaitu negeri yang berkembang karena perbuatan, dan perbuatan itu adalah perbuatan ku" Drs. Mohammad Hatta, 9 Maret 1928.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun