Mohon tunggu...
Wahyu Minarno
Wahyu Minarno Mohon Tunggu... -

beriman berilmu beramal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Islam dan Pancasila Bukan Komoditas

3 Juni 2017   13:33 Diperbarui: 3 Juni 2017   13:47 484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Wujud dari konflik sosial itu beragam, begitu juga tingkat eskalasinya. Namun ketika ia telah mencapai titik puncaknya, ia akan menjadi sangat ekstrim dan berdampak buruk bagi kehidupan sosial. Apalagi jika konflik yang ada, didasari oleh isu agama, ideologi atau yang sejenisnya. Diawali oleh perbedaan pandangan dan atau keberpihakan, konflik kemudian merambah menjadi saling tuduh dan intimidasi. Pada akhirnya, masyarakat akan saling berhadap-hadapan di lapangan, untuk saling mengalahkan, saling menghancurkan. Jika itu yang terjadi, seperti itukah islami? Seperti itukah pancasilais? Apakah Islam yang selama ini banyak diserukan sebagai ajaran rahmatan lil alamin dan Pancasila yang selama ini selalu diseminarkan sebagai dasar kebangsaan hanya melahirkan pepecahan dan kehancuran sosial? Jawab!

Refleksi

Pram pernah berkata, “Seorang terpelajar itu harus bersikap adil, sejak dalam pikiran!” Apakah Indonesia hari ini dipenuhi oleh para elit yang tidak terpelajar, yang memperdagangkan Islam dan Pancasila serta memperalat dan mengorbankan rakyat tanpa perasaan bersalah sedikitpun? Jawab! Apakah keutuhan bangsa dan ketentraman warga negaranya tidak lebih utama daripada kekuasaan dan akumulasi kekayaan oleh segelintir orang saja? Jawab!
Baik bagi Muslim, bagi pancasilais, atau bagi siapapun, Islam dan Pancasila bukan komoditas.

Yogyakarta, 2 Juni 2017,
Wahyu M
Kawulo Alit penikmat kopi, ubi dan wayang kulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun