Galuh  : "Kok, kelasnya panas banget, ya?"
Mara   : "Kayaknya suhu AC-nya perlu di tambah lagi,"
Berdasarkan percakapan di atas dapat dideskripsikan bahwa ada maksud tertentu yang ingin di sampaikan oleh Galuh sebagai penutur kepada Mara sebagai lawan tutur. Galuh merasa kegerahan padahal AC di kelas mereka sudah menyala. Disini Mara yang mendengar pernyataan Galuh pun langsung memahami maksud perkataannya yaitu suhu AC-nya kurang dingin. Namun, jika pada awalnnya AC kelas belum dinyalakan, maka Galuh sebagai penutur tentu menginginkan Mara menyalakan AC di kelas. Disinilah pentingnya pemahaman akan konteks tuturan dalam suatu tindak tutur, karena hal ini akan sangat mempengaruhi maksud ujaran yang disampaikan oleh penutur. Selain itu, dalam percakapan tersebut, Mara dan Galuh mempunyai latar belakang yang sama sehingga bahasa yang digunakan adalah nonformal.
Jadi intinya, peran teks, koteks, dan konteks dalam sebuah percakapan antara penutur dan lawan tutur akan sangat menentukan pemahaman maksud ujaran dalam suatu tindak tutur.
Penulis : Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum
Penulis : Wahyu Fajar Lestari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H